Kamis 22 Jun 2017 12:32 WIB

Panas Ekstrem di Kalifornia, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Gelombang panas (ilustrasi)
Foto: abc
Gelombang panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sebanyak dua orang dilaporkan tewas akibat penyakit yang berhubungan dengan kondisi cuaca panas di California, Amerika Serikat (AS), Rabu (22/6). Suhu ekstrem di wilayah negara bagian itu juga membuat sejumlah penerbangan dibatalkan dan warga diminta tetap berada dalam rumah mereka masing-masing.

Suhu panas yang ekstrem terjadi dalam tiga hari terakhir, dimulai pada Senin (19/6) lalu. Pertama kali, gelombang cuaca panas terjadi di Santa Clara Countu, sebelah selatan San Francsisco.

Di sana ditemukan seorang pria yang diyakini tewas karena berada di luar ruangan dalam waktu cukup lama. Kemudian ada seorang perempuan yang juga meninggal karena kondisi serupa, yaitu mengalami hipetermia atau peningkatan suhu tubuh secara signifikan.

"Ini adalah kasus yang sangat menyedihkan karena seseorang meninggal karena hipetermia. Sebenarnya ini dapat dicegah dengan berlindung di tempat yan sejuk dan meminum banyak air putih," ujar Michelle Jorden, dokter dari kantor wilayah Santa Clara County, Rabu (21/6).

Panas ekstrem yang melanda California kali ini diyakini dibawa oleh arus angin bertekanan tinggi yang melanda Four Cournes. Arus ini kemudian bergesekan dengan angin panas yang ada di sejumlah wilayah lainnya, yaitu Colorado, Utah, New Mexico, dan Arizona hingga akhirnya meningkatkan suhu udara.

Pemerintah negara bagian sebelumnya telah memberi peringatakan agar seluruh warga tinggal di dalam rumah dan mengonsumsi banyak air putih. Selain itu, mereka juga diminta sementara waktu berhemat listrik, yang bisa membantu mengurangi dampak panas.

Suhu di California saat ini dilaporkan dapat mencapai lebih dari 50 derajat Celcius. Karena itu, para pekerja lapangan yang ada di seluruh wilayah bagian negara diminta untuk berhenti sementara dari aktivitas mengerjakan tugas mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement