REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemkot Surabaya kerap menemukan orang gila di jalanan sekitar Kota Surabaya menjelang Lebaran. Pada Ramadhan tahun ini, Pemkot sedikitnya menjaring enam orang yang mengalami gangguan jiwa.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, saat ini, Pemkot Surabaya telah merawat 1.600 orang dengan gangguan jiwa di panti Liponsos. Menurutnya, dari jumlah tersebut tidak sampai 1 persen yang merupakan warga Surabaya. Sisanya dari kabupaten/kota lain di Jawa Timur.
"Mereka dibuang, kami temukan. Sudah enam orang selama Ramadhan ini. Psikotik (gangguan jiwa) iya, ada juga yang sakit dibuang. Ada beberapa warga menyaksikan mereka dibuang dari mobil," jelasnya kepada wartawan di sela-sela menggelar acara Open House Idul Fitri 1438 H di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya Jl Sedap Malam, Ahad (25/6).
Karenanya, ia mengimbau kepada warga terutama dari luar Surabaya agar saat bertandang ke Surabaya memiliki tujuan pasti. Ia juga mengingatkan agar para pendatang tidak mudah tertipu dengan oknum yang menawarkan pekerjaan. Sehingga jika terkena tipu, kadang-kadang muncul stres dan menyebabkan gangguan jiwa.
"Saya harap mereka jangan sampai enggak ada kerjaan, karena Pemkot Surabaya sudah merawat sekitar 1.600 orang gila. Saya berharap beban itu berkurang," imbuh Risma.
Risma juga menegaskan Pemkot Surabaya akan terus menggelar operasi yustisi. Operasi yustisi yakni operasi penjaringan pendatang usai lebaran yang tidak memiliki KTP di wilayah tersebut. "Nanti kami akan gerak terus, sejak selama bulan puasa. Karena kami tidak pengen kecolongan lagi, jadi saya tanya detail termasuk alamatnya," imbuh Risma.
Pemkot Surabaya juga menambah fasilitas pelayanan di panti Lipponos berupa penambahan perawat. Tahun lalu, Pemkot menambah 75 perawat. Tahun ini, jumlah perawat ditambah lagi sebanyak 50 orang.