REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mengatakan, sedang menjajaki cara untuk menggunakan kapal pesiar untuk mengatasi kekurangan akomodasi selama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.
Kementerian dan pemerintah pusat mengadakan pertemuan gugus tugas yang diadakan, Kamis (28/6) lalu. Permasalahan akomodasi ini juga sedang dibicarakan dengan pemerintah kota dan operator kapal pesiar, untuk mulai menilai kelayakan gagasan "kapal hotel".
Agenda utama dalam pertemuan itu, adalah pembahasan masalah hukum terkait panggilan pelabuhan dan penggunaan kapal pesiar sebagai fasilitas akomodasi dalam jangka waktu yang cukup lama. Pemerintah Jepang juga membahas rincian bea cukai untuk makanan yang akan disajikan di kapal.
Kekurangan akomodasi selama Olimpiade 24 Juli hingga 9 Agustus dan Paralimpiade 25 Agustus hingga 6 September, telah muncul sebagai masalah utama bagi sektor publik dan swasta. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung asing menjadi 40 juta pada tahun 2020.
Menurut pemerintah, kapal pesiar ini juga pernah digunakan sebagai akomodasi pada Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi dan Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro.
Pejabat Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, mengatakan Pelabuhan Tokyo dan Yokohama, mampu menangani kapal pesiar mewah berskala besar. Tidak dapat dimungkiri dua pelabuhan itu, berada di antara kandidat teratas dalam rencana "kapal hotel".