REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Irak terus melancarkan serangan ke Mosul untuk membasmi milisi ISIS. Serangan bertubi-tubi dilakukan setelah militer koalisi Irak berhasil merebut Masjid Agung al-Nuri, masjid yang menjadi simbol kekhilafahan ISIS.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi menilai direbutnya kembali Masjid Agung al-Nuri menandakan tamatnya perlawanan ISIS. Sebab di mimbar masjid tersebut, pada 2014 lalu, pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan kekhalifahannya atas bagian-bagian Suriah dan Irak.
"Kembalinya Masjid al-Nuri dan menara al-Hadba ke lipatan bangsa menandai berakhirnya negara bagian ISIS yang dusta," ujar Abadi dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan laman Aljazirah.
Dengan kembali dikuasainya bangunan simbolis tersebut, para milisi ISIS yang tersisa di Mosul kian terdesak. Kendati demikian, milisi ISIS masih mampu memberikan perlawanan kepada militer koalisi Irak dengan memanfaatkan warga sipil Mosul sebagai perisai manusia.
Komandan Counter Terrorism Service (CTS) di Mosul Maan al-Saadi mengatakan dimanfaatkannya warga sipil sebagai tameng perang tentu akan membuat pertempuran semakin sulit. Selain itu, kebanyakan milisi yang tersisa juga warga asing yang diperkirakan akan bertempur hingga tewas.
"Dibutuhkan empat hingga lima hari pertempuran untuk menangkap pemberontak-pemberontak yang berbenteng di Sungai Tigris yang dipertahankan sekitar 200 militan (ISIS)," ujar al-Saadi.
Di tengah pertempuran final antara militer koalisi dengan ISIS, puluhan warga sipil Mosul melarikan diri dari kota tersebut. Mereka, yang kebanyakan adalah wanita dan anak-anak mencari perlindungan kepada pasukan Irak. Beberapa dari mereka berada dalam kondisi kritis akibat kelelahan, kehausan, serta menderita luka fisik akibat perbuatan militan.
Mereka yang berhasil melarikan diri jerat milisi ISIS di Mosul mengatakan masih terdapat puluhan ribu warga sipil yang terjebak di sana. Mereka teperangkap dalam situasi mematikan, dengan sedikit pasokan makanan, air, serta obat-obatan. "Juga tidak ada akses ke layanan kesehatan," kata salah satu warga yang berhasil melarikan diri.
Jatuhnya Mosul, pada akhirnya menandakan berakhirnya separuh kekhalifahan ISIS di Irak. Bentengnya di Suriah, yakni di Raqqa, juga tengah dikepung dan dibombardir oleh militer Amerika Serikat (AS) dan Suriah.
Pejuang yang didukung AS di Suriah mengklaim bahwa mereka telah berhasil merebut jalan terakhir menuju Raqqa. Dengan demikian, menurut mereka, milisi ISIS di sana benar-benar telah terkepung.