REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Pelatihan dan Riset Tim Tanggap Bencana Provinsi Jawa Tengah, Petut Wibowo, mengatakan ada empat korban yang diduga tewas dalam insiden jatuhnya helikopter oranye milik Badan SAR Nasional (Basarnas), pada Ahad (2/7) sore. Sembilan orang terdiri dari kru Basarnas dan awak helikopter.
Ketika dikonfirmasi Republika, Ahad malam, Petut menuturkan ada empat anggota Basarnas dan lima kru helikopter yang diduga tewas. "Sembilan orang kemungkinan besar tewas sebab berdasarkan informasi bagian depan helikopter hancur," ungkapnya.
Dia juga menyebutkan keterangan sejumlah saksi yang melihat dua korban setelah jatuhnya helikopter tersebut. "Masyarakat sudah melihat tetapi belum berani melakukan evakuasi sebab takut terjadi ledakan," lanjut dia.
Petut mengatakan lokasi jatuhnya helikopter berada di Pegunungan Bathok, Kabupaten Temanggung. Wilayah terdekat dari lokasi itu adalah Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
Sebelumnya, helikopter milik Basarnas Jawa Tengah dilaporkan terjatuh di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Ahad sore. Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djarod Padakova mengakui adanya informasi jatuhnya heli tersebut.
"Saya belum bisa memastikan benar atau tidak, ini masih dalam perjalanan ke lokasi," katanya.
Ia meminta informasi tersebut dikonfirmasikan langsung ke Basarnas Jawa Tengah. Menurut dia, dari informasi yang diperoleh, helikopter jenis Dauphin tersebut sebelumnya disiagakan di pintu keluar tol Gringsing, Kabupaten Batang, selama arus mudik dan balik Lebaran.
Heli tersebut, kata dia, bertolak menuju Dieng untuk membantu proses evakuasi letusan Kawah Siler dengan membawa sejumlah personel. Ia belum bisa memberikan informasi lebih detail sebelum diketahui pasti lokasi jatuhnya heli tersebut.