Rabu 05 Jul 2017 22:23 WIB

Menlu Qatar Sebut Negara-Negara Teluk Lakukan Agresi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani
Foto: AP /Gregorio Borgia
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menuding negara-negara tetangganya melakukan 'agresi yang tampak jelas' terhadap negaranya.

Sementara negara-negara tetangganya bertemu di Kairo untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut terhadap sebuah negara yang mereka tuduh mendukung terorisme di kawasan itu.

Menlu Sheikh Mohammed mengatakan tuduhan-tuduhan yang disebut oleh Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir dengan memutus hubungan diplomatik dan transpor sebulan lalu "jelas dirancang untuk menciptakan sentimen anti-Qatar di barat".

"Qatar terus menyerukan dialog kendati terjadi pelanggaran hukum dan peraturan internasional, kendati terjadi pemisahan 12 ribu keluarga, kendati kepungan tersebut merupakan agresi yang tampak jelas dan penghinaan terhadap seluruh perjanjian, lembaga dan jurisdiksi internasional," kata dia dalam pertemuan dengan pusat kajian Chatham House di London seperti dilansir Reuters, Rabu (5/7).

Pertikaian antara Qatar dan negara-negara tetangganya di Teluk telah memunculkan kecemasan di antara para sekutu Barat yang melihat dinasti-dinasti yang berkuasa di kawasan itu sebagai mitra dalam bidang energi dan pertahanan.

Qatar telah menanam modal dalam jumlah besar dalam proyek-proyek infrastruktur dan tetap memelihara kerja sama diplomatik erat dengan Amerika Serikat atas konflik di Suriah.

"Membaca apa yang tersirat negara-negara yang memblokade itu menuntut kami harus menyerahkan kedaulatan kami untuk mengakhiri pengepungan itu, sesuatu yang ... Qatar tak akan pernah lakukan," kata Menlu Syech Mohammed.

Sementara menlu itu berbicara, para menteri luar negeri keempat negara itu bertemu di Kairo untuk mempertimbangkan tanggapan Qatar atas 13 tuntutan yang mereka telah buat sebagai reaksi atas penghentian sanksi-sanksi.

Negara-negara Arab itu telah menuntut Qatar mencabut dukungannya bagi Ikhwanul Muslimin, menutup saluran TV Aljazirah, menutup sebuah pangkalan militer di Turki dan menurunkan tingkat hubungannya dengan Iran yang merupakan pesaing di kawasan itu.

Menlu Qatar berpendapat sedikit harapan untuk dengan cepat mencapai rekonsiliasi dan negaranya menyiapkan suatu langkah jika pertikaian itu berlanjut. "Apa yang kami telah lakukan dalam beberapa pekan terakhir ialah mengembangkan alternatif berbeda untuk mencari cara-cara menjamin rangkai pasokan bagi negara agar tak terputus."

Ia memandang ke depan atas pertandingan Piala Dunia sepak bola yang Qatar tidak menjadi tuan rumah hingga tahun 2022. "Bahkan jika blokade itu dicabut, kami hanya bergantung pada diri sendiri dan menjamin kami menyelenggarakan Piala Dunia yang menarik bagi dunia."

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement