Ahad 09 Jul 2017 17:25 WIB

Alumni ITB Minta Polisi Cepat Tangkap Penusuk Hermansyah

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ratna Puspita
Mobil milik Hermansyah, pakar IT dari ITB yang menjadi korban pembacokan orang tak dikenal, Ahad (9/7). Mobil ini menjadi barang bukti dari kasus kekerasan tersebut.
Foto: Istimewa
Mobil milik Hermansyah, pakar IT dari ITB yang menjadi korban pembacokan orang tak dikenal, Ahad (9/7). Mobil ini menjadi barang bukti dari kasus kekerasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Jakarta meminta aparat kepolisian bertindak cepat menangkap pelaku penusukan terhadap Hermansyah. Penusukan terhadap ahli IT tersebut tak bisa dibiarkan berlarut sehingga bisa memunculkan spekulasi macam-macam.

"Pertama harus segera diusut tuntas, cepat dan diungkap pelakunya dan diusut tuntas motifnya apa, supaya tidak meluas," kata Ketua IA ITB Jakarta Abdi Munif di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat, Ahad (9/7).

Abdi mengaku heran dengan kejadian penusukan terhadap Herman. Sebab, menurut dia, alumni ITB angkatan 89 itu dikenal berhubungan baik dan cukup dekat dengan semua orang yang dikenalnya. Dia meyakini Herman tak bermusuhan dengan siapapun.

Menurut Abdi, peristiwa penusukan itu semakin aneh karena terjadi di tol setelah ada senggolan kendaraan. Menurut dia, senggolan kendaraan itu biasa. Namun, saat penusukan terjadi, ada lima orang yang mengeroyok Herman dengan menaiki dua mobil.

"Saya sempat tanda tanya juga. Biasanya di tol kan ribut pukul-pukulan sebentar. Ini kan ada unsur tusuk, pengeroyokan," ujar dia.

Peristiwa penusukan terhadap Herman terjadi di ruas tol Jagorawi pada Ahad (9/7) dini hari. Akibat kejadian ini, Herman menderita luka tusuk di tangan kanan dan leher bagian kiri.

Herman merupakan salah satu narasumber dalam kapasitas sebagai ahli IT yang didatangkan Karni Ilyas pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dalam episode 'Membidik Habib Rizieq'. Dalam paparannya, Herman berpendapat percakapan via Whatsapp yang dijadikan bukti oleh kepolisian rekayasa. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement