REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Jaguar Polresta Depok, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur menangkap terduga pelaku pembacokan Ahli Telematika ITB Hermansyah, Rabu (12/7) dini hari. Kedua pelaku, yakni Laurens Paliyama (31) dan Edwin Hitipeuw (37) disergap sekitar pukul 01.00 WIB di Jalan Raya Sawangan, Kota Depok.
Pengamat Intelejen Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib berpendapat setidaknya ada tiga kunci keberhasilan tim penyidik gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Depok dalam menangkap pelaku pembacokan ahli telematika ITB, Hermansyah. Pertama, kata dia, adalah identifikasi TKP yang super teliti. “Penyidik bekerja tidak dengan asumsi, tapi dari TKP. Reserse hebat selalu bekerja dengan dasar bukti TKP,” kata Ridlwan pada Republika.co.id, Rabu (12/7).
Kedua, tim penyidik tidak terpengaruh opini fitnah di media sosial. Setelah peristiwa itu, Polri difitnah dan dituding tidak akan mampu menangkap pembacok Hermansyah, rekayasa dan sebagainya, tapi tetap tidak terpengaruh. "Ini bagus,” kata Ridlwan.
Ketiga, kombinasi antara reserse dan intelijen wilayah. Pelaku, Ridlwan mengatakan, menyimpan mobilnya di Bandung. Tim intelejen dengan sabar mengintai dan memberi umpan info pada reserse Jaguar. "Ini kombinasi taktik yang cerdas,” kata Ridlwan.
Ridlwan menambahkan, kesabaran penyidik yang salah satunya dipimpin langsung oleh Kapolres Depok Kombes Hery Heryawan juga merupakan kunci sukses. “Bang Herimen (panggilan Kombes Hery) dikenal sebagai reserse tangan dingin yang memimpin reserse secara professional. Jika terburu-buru, target bisa lepas,” kata direktur riset Indonesia Terrorism Monitoring itu.