Kamis 13 Jul 2017 20:15 WIB
Peradaban Islam

Di Jalur Sutra, Saudagar Muslim Berdagang dan Berdakwah

Jalur Sutra/Ilustrasi
Foto: Wikipedia
Jalur Sutra/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hubungan dagang Jalur Sutra telah melibatkan banyak pedagang Arab. Mereka pun membawa dakwah Islam sembari berdagang. Bahkan, waktu periode Jalur Sutra pun sangat pas dengan kelahiran Islam di Timur Tengah, yang merupakan lalu lintas penghubung Asia dan Eropa.

Sebagaimana menurut Hugh Kennedy dalam "The Great Arab Conquests", terdapat dua periode bersejarah yang utama manakala Jalur Sutra menjadi fokus utama bagi perdagangan dunia. Salah satunya, yakni periode tepat sebelum dan selama penaklukan Muslim.

Maka, Islam pun ikut serta dikenalkan melalui jalur perdagangan Sutra. Sebagaimana menurut Frances Wood, terdapat sebuah masjid tertua di Cina, yang posisinya tepat berada di lingkaran Jalur Sutra. Setiap Jumat tiba, sekitar dua ribu Muslim memadati masjid yang berlokasi di jantung Kota Guangzhow tersebut.

Jalur Sutra disebut-sebut sebagai  jalur yang dilalui para sahabat Rasulullah dalam mendakwahkan Islam. Geliat dakwah itu terjadi bermula sejak era kekhalifahan Usman bin Affan. Dia mengirim utusan pertama ke Cina pada 651 Masehi. Sang utusan pun menghadap Kaisar dari Dinasti Tang, Yong Hui kemudian menyebarkan Islam di negeri Cina. Sejak itulah, Islam mulai dikenal di daratan Cina.

Tan Ta Sen dalam bukunya, Cheng Ho; Penyebar Islam dari Cina ke Nusantara, menyebutkan banyaknya saudagar Arab yang singgah, bahkan bermukin di Cina. Tak sedikit yang kemudian menikah dengan perempuan setempat dan membentuk komunitas Muslim. Komunitas-komunitas Muslim tersebut banyak terbentuk di pusat perdagangan.

Disebutkan oleh Tan, pada masa puncak perdagangan di era Dinasti Tang dan Song pada abad ke-7 hingga abad ke-13, cukup banyak bermunculan komunitas dan permukiman Arab di beberapa daerah perdagangan Cina. Di antaranya, yakni di Chang-An (Xi-An), Yangzhou, Ningpo, dan kota-kota pelabuhan Guangzhou dan Quanzhou di Cina dan Champa di semenanjung Indocina.

Tak berhenti di China, para saudagar Muslim juga mengenalkan Islam ke kawasan Asia lain, hingga ujung dunia Timur, yakni Asia Tenggara. Malaka-lah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke Asia Tenggara. Dari semenanjung Malaka, Islam bersentuhan dengan bangsa Melayu yang kemudian tersebar ke seluruh kawasan regional.

Prof A Hasymi dalam bukunya, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, menyatakan, Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama nusantara yang berdiri pada abad ke-3 Hijriah. Buktinya, pada 173 Hijriah atau 800 Masehi sebuah kapal layar berlabuh di Bandar Perlak membawa para saudagar di bawah pimpinan nakhoda Khalifah dari Teluk Kambay Gujarat. Pada 1 Muharram 225 Hijriah (840 Masehi), Kerajaan Islam Perlak resmi berdiri dengan Sayid Abdul Aziz sebagai sultan pertama.

 

Dari Malaka itulah, Islam kemudian menyebar ke Asia Tenggara melalui perdagangan. Namun, kawasan tersebut tak termasuk Thailand. Pasalnya, kawasan Pattani, Thailand, telah mengenal Islam bersamaan dengan masuknya Islam ke Malaka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement