Senin 17 Jul 2017 19:27 WIB

Ini Tiga Perhatian Kementerian PPPA pada Hari Anak

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebutkan ada tiga masalah yang menjadi perhatian dalam peringatan Hari Anak 2017. Tiga masalah yakni perkawinan usia dini, ancaman rokok pada usia remaja, serta stunting atau kurang gizi kronis.

Yohana menyebutkan ancaman rokok pada usia 10-14 tahun meningkat dalam 20 tahun terakhir. Terkait stunting, sebanyak 37 persen dari 87 juta anak Indonesia mengalami masalah kurang gizi kronis.

“Perlu kesadaraan keluarga Indonesia agar ada pemahaman konprehensif. Keluarga awal mula pembentukan individu akan ikuti (anak),” kata dia dalam konferensi pers Hari Anak Nasional 2017 di Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (17/7).

Yohana menegaskan baik buruknya perilaku dan karakter anak, berhubungan dengan pengasuhan anak di lingkungan terdekatnya. Ia meminta masyarakat mendukung program inovatif perlindungan anak terhadap 87 juta anak Indonesia.

Yohana menyatakan, perlindungan anak memang harus dimulai dari keluarga. Ia meyakini pola pengasuhan menciptakan anak dengan komunikasi baik antara keluarga dan anak.

Dia pun menambahkan pola pengasuhan dapat membuat anak terhindar dari permasalahan fisik dan seksual, narkoba, perdagangan manusia dan pornografi. "Selama ini banyak kasus kekerasan terhadap anak, bukan lagi anak menjadi korban, tetapi pelakunya," kata Yohana.

Karena itu, Hari Anak Nasional 2017 yang akan digelar pada 23 Juli 2017 di Pekanbaru, Riau, akan mengambil tema terkait peran keluarga untuk melindungi anak. “Peran penting keluarga menjadi tema. Karena keluarga awal mula kematangan individu dan struktur anak,” kata dia.

Ia menjelaskan, setiap tahun pemerintah merayakan Hari Anak Nasional, baik di pusat dan daerah maupun kantor perwakilan di luar negeri. Tujuannya, semua lapisan masyarakat menyadari pentingnya perlindungan anak, pendidikan, kesehatan, gizi, dan tempat bermain anak.

Hal itu tidak lain untuk menjamin masa depan anak dengan baik. Ia meyakini, partisipasi aktif masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap anak, menjamin pemenuhan hak anak dalam pertumbuhan.

Ketua Panitia Hari Anak Nasional 2017 Lenny R Rosalin menjabarkan, setidaknya ada 5.000 anak berpartisipasi dalam perayaan itu. Anak-anat tersebut tergabung dalam Forum Anak Nasional (FAN) dari 34 provinsi di Indonesia.

Dalam perayaan Hari Anak Nasional, pemerintah akan memberikan penghargaan kabupaten/kota layak anak (KLA). Penghargaan diberikan pada 126 pemda yang memiliki komitmen kuat membangun wilayahnya menjadi daerah ramah anak. Selain itu, penghargaan diberikan pada 10 provinsi yang dinilai mempu menggerakkan KLA di daerahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement