Senin 31 Jul 2017 09:55 WIB

Indonesia Mampu Galang Kekuatan Selesaikan Masalah Al-Aqsha

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta
Foto: dok.Istimewa
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta mengatakan, Indonesia bisa menggalang kekuatan negara-negara yang masih bisa diharapkan memberikan komitmen secara kompak untuk penyelesaian masalah di Palestina khususnya yang terjadi di masjid Al-Aqsha.

"Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri atau bahkan Presiden sendiri perlu turun tangan menggalang negara-negara yang masih bisa diharapkan memberikan komitmen secara kompak untuk penyelesaian masalah ini," kata Sukamta di Jakarta, Senin (31/7).

Sukamta mengatakan apa yang dilakukan Israel tidak bisa dihadapi secara sporadis dan reaktif. Namun, kita harus optimistis Israel bisa ditundukkan, syaratnya perjuangan harus dilakukan secara menyeluruh, terus-menerus dan kompak.

Politikus PKS itu mengapresiasi Menlu Retno yang bekerja keras menggalang kekuatan yang bisa membantu menyelesaikan masalah Palestina khususnya Al-Aqsha ini namun langkah-langkah yang diambil perlu lebih strategis lagi.

"Misalnya Indonesia perlu mengambil inisiatif kepemimpinan di garda terdepan untuk menggalang semua kekuatan," ujarnya.

Dia menilai semua retorika harus diwujudkan dalam langkah-langkah sistematis dan terstruktur untuk menyelesaikan masalah Al-Aqsha dan Palestina secara keseluruhan. Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus bisa memberi contoh kepada dunia internasional baik melalui forum PBB dan forum Organsiasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) agar lebih konkret melawan kezaliman Israel ini secara komprehensif.

"Tindakan boikot Israel seperti dulu pernah dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo juga bisa jadi pertimbangan," katanya.

Sukamta menilai negara-negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel juga perlu diwacanakan untuk kemungkinan memboikot Israel dengan menghitung nilai strategisnya, lebih merugikan atau menguntungkan demi kemerdekaan Palestina.

Menurut dia, pemboikotan secara kompak akan membuat Israel jera dan mau mengikuti keputusan internasional seperti resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement