Selasa 01 Aug 2017 18:31 WIB

Persoalan Air Tanah Jadi PR Anies-Sandi

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno menerima surat salinan penetapan pemenang Pilkada DKI Jakarta yang digelar KPUD DKI Jakarta di kantor KPUD DKI Jakarta, Jumat (5/5).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno menerima surat salinan penetapan pemenang Pilkada DKI Jakarta yang digelar KPUD DKI Jakarta di kantor KPUD DKI Jakarta, Jumat (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Sinkronisasi Anies-Sandi menemui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro. Di kesempatan itu, Bambang meminta Anies-Sandi memperhatikan isu air tanah di DKI yang berkurang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kepala Bappenas menekankan perlunya memperhatikan betul kebutuhan masyarakat dari segi penyediaan air minum karena banyak sekali titik-titik yang tergantung betul dengan air tanah," kata Ketua Tim Sinkronisasi Sudirman Said di kantor Bappenas, Selasa (1/8).

Menurutnya, penurunan air tanah menyebabkan banyak dampak negatif. Selain terkait penyediaan air minum, penurunan air tanah juga menyebabkan banjir rob dan turunnya muka tanah. Persoalan ini menjadi krusial bagi warga DKI sekaligus pekerjaan rumah (PR) bagi Anies-Sandi.

Sudirman mengatakan, semua hal itu dibahas dalam tim untuk menjadi program kerja Anies-Sandi. Dia mencontohkan, salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi kecepatan penurunan permukaan tanah adalah dengan melanjutkan pembangunan tanggul pantai yang merupakan bagian dari NCICD.

"Itu sebagaian sudah dianggarkan di tahun depan di Kementerian PU. Dan tadi juga dibicarakan porsinya DKI disiapkan juga untuk pembangunan," ujarnya.

Anggota Tim Sinkronisasi Marco Kusumawijaya mengatakan, tanggul pantai merupakan bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tanggul ini dinilai mampu menahan banjir rob dan mencegah penurunan muka tanah yang disebabkan penurunan air tanah.

"Karena rob itu sudah terjadi, bukan akan. Sudah ada sebagian yang jadi, total 20,1 kilometer. Memang harus dilanjutkan," kata Marco.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement