Senin 07 Aug 2017 10:18 WIB

Namarin tak Ingin TPS Bernasib Sama Seperti JICT

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Suasana Terminal Petikemas Surabaya, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/9).    (Antara/Zabur Karuru)
Suasana Terminal Petikemas Surabaya, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/9). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) tengah bersiap menghadapi perubahan lingkungan strategis yang mengelilinginya. Perubahan tersebut karena akan berakhirnya kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia III dan Dubai World Port dalam mengelola TPS pada 30 April 2019.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi berharap dengan perubahan tersebut maka TPS tidak akan bernasib sama seperti PT Jakarta International Container Terminal (JICT). "Cukup kegaduhan dalam bisnis kepelabuhanan nasional terjadi di Jakarta saja, tidak perlu berulang di Surabaya," kata Siswanto dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Senin (7/8).

Dia mengatakan sebagai sahabat dalam komunitas kemaritiman nasional, Namarin memiliki harapan besar kepada manajemen Pelindo III, PT TPS, dan para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja yang ada di Tanjung Perak. Menurutnya mereka harusbmenyiapkan dengan baik proses terminasi.

Sebab, menurut Siswanto perubahan tersebut akan berdampak luas bagi eksistensi TPS. "Karena manajemen yang ada saat ini akan sepenuhnya menjalankan roda perusahaan tanpa keterlibatan pihak asing sama sekali ke depannya," jelasnya.