REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom INFEF Berly Martawardaya memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal ketiga mendatang akan lebih baik dibanding kuartal kedua yang hanya 5,01 persen. Ia memprediksi, pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi bisa melebihi angka 5,2 persen.
Berly menjelaskan, pada kuartal sebelumnya, pencairan dana APBN mengalami keterlambatan. Artinya, ada kegiatan belanja di pemerintah yang belum dapat terealisasi. Karena itu, ia menyimpulkan lambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua lalu disebabkan oleh keterlambatan pencairan APBN yang menyebabkan konsumsi pemerintah minus 1,93 persen.
Pertumbuhan Ekonomi akan Didongkrak dengan Bantuan Sosial
"Kalau saja APBN dikucurkan lebih cepat, pertumbuhan bisa 5,15 (kuartal kedua) kemarin," ujarnya, dalam sebuah forum diskusi di kawasan Harmoni, Jakarta, Rabu (9/8).
Sebagai imbasnya, dana yang belum sempat dicairkan pada triwulan kedua lalu akan bergeser ke triwulan ketiga. Berly memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan lebih tinggi karena belanja pemerintah yang akan meningkat.
"Kira-kira akan lebih tinggi di atas 5,2 persen," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin lalu mengumumkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua hanya mampu menyentuh angka 5,01 persen. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai capaian itu tidak jelek meski ia mengakui angka 5,01 persen tidak sesuai yang diharapkan pemerintah.