Selasa 15 Aug 2017 20:28 WIB

BSM akan Jadikan Ekonomi Kreatif Sebagai Primadona

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peserta pameran Ekonomi Kreatif Rusunawa Jakarta (E-Kerja) menata hasil kerajinan ketika mengikuti pameran di Gedung Blok G, Balaikota Jakarta, Rabu (26/4).
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran Ekonomi Kreatif Rusunawa Jakarta (E-Kerja) menata hasil kerajinan ketika mengikuti pameran di Gedung Blok G, Balaikota Jakarta, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Tbk berencana menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai primadona dalam penyaluran pembiayaan kredit ke pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hanya saja belum akan direalisasikan tahun ini. 

"Belum tahun ini karena kita lihat dulu lending modalnya, cashflownya, dan potensinya," ujar Group Head Business Banking Group BSM Sigit Suryawan di Jakarta, Selasa, (15/8). Ia menambahkan, NPF (Non Performing Finance/rasio pembiayaan bermasalah) juga perlu diperhatikan karena nilainya di sektor UMKM masih besar. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kata dia, pada kuartal III 2016, NPF sektor UMKM sekitar empat persen. Sedangkan NPF sektor UMKM BSM sampai semester I 2017 juga sekitar empat persen. "NPF UMKM kita secara umum mengalami perbaikan. Jadi kita sebenarnya tidak punya minat untuk menambah risiko," ujar Sigit. 

Maka, ia menambahkan, strategi perseroan untuk menjaga NPF di sektor UMKM adalah dengan selektif memilih UMKM yang akan disalurkan pembiayaan. "Kita biayai yang punya buying, SPK, jadi ada kepastian. Gampang-gampang susah menggarap sektor UMKM," tuturnya. 

Sigit menyatakan, hingga sekarang, pembiayaan ke UMKM masih didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan porsi penyaluran BSM ke UMKM ditargetkan mencapai 20 persen. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement