REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai pola komunikasi yang efektif Presiden Joko Widodo berhasil mempertemukan Presiden keempat RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan Hari Ulang Tahun Ke-72 Indonesia pada Kamis (17/8).
"Di era Presiden Jokowi momen langka terjadi yaitu pertemuan antara Ibu Megawati dan Pak SBY. Itu membuktikan pola komunikasi Presiden Jokowi yang efektif sehingga bisa mempertemukan dua mantan presiden," kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi di Jakarta, Jumat (18/8).
Baidowi menilai peristiwa tersebut tidak sekadar dimaknai pertemuan antar dua presiden beda zaman atau dua ketua umum partai politik namun ada makna simbolik yang terkandung bahwa kebekuan komunikasi itu mulai mencair. Hal itu, menurut dia, sekaligus sebagai bukti pendewasaan demokrasi bahwa berbeda pendapat atau berbeda afiliasi politik tidak memutus tali silaturahim antarsesama anak bangsa.
"Bahwa dimanapun dengan posisi apapun, kita bisa bersama dan bersatu membangun bangsa," ujarnya.
Anggota Komisi II DPR itu berharap pertemuan dua elite negeri itu menjadi contoh bagi generasi muda kedepan bahwa perbedaan itu adalah rahmat Tuhan yang tidak perlu selalu dipertentangkan antara satu dengan lainnya.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono hadir di Istana Kepresidenan untuk mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan Ke-72 Republik Indonesia, pada Kamis (17/8). Dalam acara tersebut, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa.
Megawati tidak pernah hadir dalam perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia di Istana selama sepuluh tahun SBY menjabat. Namun, setelah SBY lengser dan digantikan Jokowi, Megawati tidak pernah absen merayakan hari kemerdekaan di Istana.
Sementara itu kehadiran SBY dalam upacara kemerdekaan di Istana Kepresidenan itu merupakan kali pertama setelah lengser sebagai Presiden keenam RI. Pada HUT RI tahun 2015 dan 2016 lalu, SBY lebih memilih merayakan kemerdekaan di kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur.