Selasa 22 Aug 2017 17:12 WIB

Kemendagri: Tak Etis Bupati Mesuji Curhat di Medsos

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono (tengah).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono mengatakan curahan hati (curhat) Bupati Mesuji Khamami soal keinginannya mengundurkan diri dari jabatan tidak etis dilakukan. Kemendagri belum mengkonfirmasi pernyataan tersebut kepada Khamami. 

"(Kami) belum mengkonfirmasi," ujar Sumarsono melalui pesan singkat ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (22/8). 

Sumarsono belum memberikan keterangan lebih lanjut menanggapi kondisi ini. Dia hanya menegaskan jika tindakan Khamami tidak etis jika dipandang secara statusnya yang merupakan pejabat publik dan kepala daerah.  "Itu tidak etis," kata Sumarsono. 

Kabar Khamami ingin mundur dari jabatan Bupati Mesuji terlontar dalam curhatannya di media sosial pekan lalu. Hal itu terungkap status akun Facebook bernama Khamami untuk Mesuji.  Isi status Fb tersebut: “Keinginan saya mengundurkan diri telah saya sampaikan setelah Paripurna Istimewa di DPRD Mesuji tadi pagi di gedung baru DPRD Mesuji, dengan Ketua DPRD Mesuji, Wakil Bupati Mesuji, Kapolres Mesuji, Dandim 0426 Tulangbawang, Inspektur Mesuji dan beberapa pejabat lainnya.”

Republika mengkonfirmasi status dan isinya kepada Khamami. Ia membenarkan rencana tersebut, namun masih mempertimbangkan keinginan munudr. “Masih rencana kerja, gak nyaman dan gak tenang, serta kurang dukungan. Masih kita pertimbangkan,” kata dia, Senin. 

Menurut mantan anggota DPRD Lampung tersebut, keinginannya untuk mundur sebagai bupati dilatarbelakangi program-programnya tidak didukung secara penuh pembantu kerjanya dan pihak lain. Ia sudah memegang tampuk pimpinan orang nomor satu di Kabupaten Mesuji dan sekaligus bupati pertama hasil pemekaran dari Kabupaten Tulangbawang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement