REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang agen First Travel, Zuherman, menyatakan bos First Travel Andika Surachman pernah menyampaikan kepadanya soal kesanggupannya membantu keberangkatan umrah para jamaah. Ini disampaikan Andika saat Zuherman menemuinya di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, dua pekan lalu.
Zuherman mengungkapkan, Andika saat itu menyampaikan bisa membantu memberangkatkan jamaah melalui seorang investor untuk umrah asal penahanannya ditangguhkan. Sebab, keberadaan Andika di dalam sel membuatnya tidak bisa mengurus segala kebutuhan untuk keberangkatan tersebut.
"Ya dia bilang, bisa saja investor saya turun untuk bantu memberangkatkan jamaah umrah, nanti saya urusin, tapi mesti di luar (tahanan, Red). Ya presiden saja enggak berani ngelepasin orang dari tahanan, apalagi kita," kata Zuherman meniru ucapan Andika, di Masjid Al-Hidayah, Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (27/8).
Dalam perbincangan itu, lanjut Zuherman, Andika juga meyakini investornya dapat memberi uang Rp 10 juta pada tiap jamaah yang belum diberangkatkan. Dana tersebut sebagai tambahan untuk keberangkatan sedangkan sisanya harus ditambah sendiri oleh jamaah masing-masing.
Namun, lagi-lagi, tawaran itu hanya bisa dilakukan dengan syarat Andika harus di luar tahanan. Sebab, tambah Zuherman, Andika mengaku tidak mungkin bertemu investor di dalam tahanan Bareskrim untuk membahas rencana tersebut. Andika bersikukuh rencana ini harus dibicarakan di luar tahanan.
"Intinya dia harus di luar untuk mengolah dana dengan investornya. Tapi domain kita kan bukan ke sana. Hanya karena dia mau berangkatkan terus dia harus ditangguhkan penahanannya, kita enggak mau kayak gitu," ujar dia.
Zuherman tidak mengetahui siapa investor yang dimaksud Andika. Dia tidak pernah menanyakan hal itu dan Andika pun tidak pernah blak-blakan bicara soal investor kepada agennya.