REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali melatih para juru sembelih hewan kurban di daerah itu agar memahami cara penyembelihan yang tepat secara teknis maupun sesuai ajaran agama.
"Kami rutin melakukan kegiatan seperti ini karena siapa tahu juru sembelihnya ada yang baru. Harapan kami dengan upaya ini pemotongan hewan kurban saat Idul Adha dapat sesuai dengan yang diharapkan," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra di sela-sela menjadi pembicara dalam pelatihan tersebut, di Denpasar, Rabu (30/8).
Ia mengatakan, juru sembelih sebenarnya sudah biasa memotong hewan ternak. Tetapi dengan adanya pelatihan tersebut, dapat lebih dimantapkan lagi pengetahuan mereka misalnya dari sisi kesehatan hewan ternak hingga tata cara dari sisi agama.
"Oleh karena itu, pelatihan ini juga melibatkan jajaran dari Majelis Ulama Indonesia sebagai narasumber," ucap Sumantra.
Di sisi lain, sebagai upaya memastikan kesehatan hewan kurban, pihaknya juga telah membentuk tim yang akan melakukan pemantauan.
"Dinas Peternakan kabupaten/kota telah kami sampaikan pula untuk melakukan pemantauan hewan-hewan kurban sebelum dipotong, di samping dilakukan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk pemantauan tersebut," ujarnya.
Terkait dengan ketersediaan hewan kurban untuk pelaksanaan Idul Adha pada 1 September mendatang, Sumantra menjamin tidak akan sampai terjadi kekurangan.
"Ketersediaan sapi dan kambing kita banyak, tidak kuranglah. Apalagi di Bali kebutuhannya untuk Idul Adha tidak terlalu besar, berbeda halnya dengan daerah lain di luar Bali yang mayoritas penduduknya beragama Islam," katanya.
Jika melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tambah Sumantra, jumlah kambing yang disembelih pada Idul Adha sekitar 11 ribu -12 rbu ekor kambing dan untuk sapi pada kisaran 4 ribu -5 ribu ekor.