Rabu 30 Aug 2017 20:15 WIB

Mengenal Keindahan Kaligrafi Arab

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung menyaksikan pameran kaligrafi.
Foto: Wilda Fizriyani
Pengunjung menyaksikan pameran kaligrafi.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kaligrafi Arab merupakan seni merangkai huruf menjadi tulisan yang dapat dibaca dan bahkan dinikmati sebagai karya seni. Kaligrafi Arab memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jenis kaligrafi lain. Bentuk tulisanya saling berkaitan dengan teknik yang beragam, panjang, pendek, lengkungan, hingga siku.

Ada banyak pendapat ihwal asal-usul kaligrafi Arab, salah satunya berasal dari al-Musnid. Bahasa ini berlaku di Jazirah Arab yang telah banyak terpengaruh pula dengan bahasa Aram di Irak, Syam, Palestina, antara abad ketiga sebelum Masehi.

Kaligrafi al-Anbathi juga banyak dipergunakan. Jenis kaligrafi ini berasal dari bangsa Anbath yang mendiami kawasan Aram. Para raja Arab pra-Islam banyak memakai jenis kaligrafi Anbath pada 250 M. Puncak kaligrafi Arab berkembang pada masa Islam.

Pada awal risalah Islam ada lima jenis kaligrafi yang banyak digunakan, yaitu al-Hairi, al-Anbari al-Malaki, al-Madani, al-Kufi, dan al-Bashari. Sayangnya, bentuk persisnya seperti apa tidak bisa terungkap lantaran minimnya dokumentasi. Berikut ini jenis-jenis khat yang masih bertahan dan dinamis hingga saat ini: 

Al-Kufi

Ini adalah jenis khat Arab tertua. Dari nama saja bisa ditebak, khat tersebut berasal dari Kufah, Irak. Konon, khat ini banyak dipakai untuk penulisan apa pun di papan, termasuk doa.

Khat Kufi memang sangat indah, tetapi justru jarang dipakai lantaran memakan ruang terlalu banyak. Seiring perkembangannya, khat Kufi pun semakin bervariasi. Ada kufi al-Basith, al-Muwarraq, al-Murabba', dan al-Muzhir.

At-Tsuluts

Khat ini diklaim sebagai khat paling indah sekaligus memiliki tingkat kesulitan yang paling kompleks. Baik dari segi huruf ataupun susunannya. Terkadang, misalnya, huruf mim pun mesti tidak ditampakkan. Tak jarang, seorang pelajar khat, belum disebut mahir selama tidak menguasai cara penulisan khat Tsuluts. 

Khat ini sangat jarang dipakai untuk penulisan mushaf karena cukup rumit dan memakan waktu. Pertama kali kaidahnya diletakkan oleh Ibnu Maqillah, lalu pada abad berikutnya disempurnakan oleh Ibn al-Bawab Ali bin Hilal al-Baghdadi (413 H).

An-Naskhi

Khat Naskhi didaulat sebagai jenis khat yang paling jelas dan sederhana serta mudah dibacah. Tak heran bila penggunaannya sangat populer sehari-hari. Entah di buku pelajaran, mushaf, atau lainnya.

Khat banyak pula diajarkan kepada para pemula. Khat Naskh yang kaidahnya diletakkan pertama kali oleh Ibnu Maqillah (328 H) ini, dikenal pula dengan banyak sebutan, yaitu al-Badi', al-Miqwar, dan al-Mudawwar. Khat ini semakin menemukan bentuknya di tangan orang-orang Turki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement