Kamis 31 Aug 2017 03:55 WIB

Ini Pernyataan Umat Buddha Indonesia Soal Krisis Rohingya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Budi Raharjo
Bocah pengungsi Rohingya melintasi rawa dalam upayanya mengungsi ke wilayah Bangladesh.
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Bocah pengungsi Rohingya melintasi rawa dalam upayanya mengungsi ke wilayah Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Krisis kembali terjadi di Rakhine, Myanmar, baik masyarakat sipil maupun anggota militer jadi korban baik secara fisik maupun psikis. Secara khusus masyarakat sipil terdampak sangat signifikan dalam konflik bersenjata antara militer Myanmar dengan kelompok bersenjata.

Melihat eskalasi dari krisis dan konflik kekerasan yang tak kunjung mereda, dan berdampak buruk, maka dengan ini pimpinan-pimpinan majelis agama Buddha Indonesia menyatakan:

1. Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materiil yang besar. Konflik di Rakhine bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.

2. Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar dengan mengedepankan cinta kasih bahwa korban maupun masyarakat yang terdampak sama-sama manusia setara dan serasa di hadapan Tuhan.

3. Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tak semakin parah kerusakan yang diakibatkan.

4. Mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan, hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.

5. Menolak segala bentuk provokasi memperluas dan membawa isu konflik Rakhine ke Indonesia. Sebab ini dapat mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia.

6. Menghimbau masyarakat Indoensia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat mengharapkan kepada Cyber Crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi berbentuk provokasi agar tak menyebar ke masyarakat.

7. Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia untuk menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan rumah ibadah yang ada di Indonesia.

8. Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang bisa dikaitkan dengan aksi terorisme. Sebab aksi tersebut tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Peristiwa ini diharap jadi pendorong bersatunya umat beragama di indonesia bahkan dunia.

9.Kami menghimbau umat beragama, terutama umat Budha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selaiknya kita bersama-sama untuk menjaga kerukunan dan perdamaian umat beragama di Indoensia bahkan dunia.

10. Kami, umat Budha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan simpati atas penderitaan saudara-saudara kami pengungsi Rohingya dan masyarakat di Rakhine. Kami berdoa agar segala penderitaan mereka segera berakhir.

Pernyataan Umat Budha yang disampaikan melalui siaran persnya, Rabu, (30/8) ditandatangani antara lain oleh Bikkhu Dhammakaro Mahathera dari Organisasi Sangha Theravada Indonesia; Biksu Duta Smirti Sthavira dari Sangha Mahayana Indonesia.

Berikutnya, Bikkhu Bhadrasradha dari Sangha Agung Indonesia; Ketua Umum Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia Arief Harsono; Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren shosyu Indonesia Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik belum bisa mengomentari soal desakan Inggris kepada Dewan Keamanan PBB untuk melakukan sidang mengenai konflik Rohingya di Rakhine.

"Saya belum bisa menjawab pertanyaan ini. Lain kali saja," kata Malik saat ditemui di Kedutaan Besar Inggris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement