REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Moch Riyadi mengiumbau masyaraka di sekitar wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak terpancing isu setelah terjadi gempa. Kepulauan mentawai baru saja diguncang gempa pada sekitar pukul 00.06 WIB, Jumat (1/9).
Riyadi memastikan gempa tersebut tidak memicu tsunami dan belum ada indikasi adanya gempa susulan. “Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan,” kata Riyadi dalam pernaytaan tertulis yang diterima Republika, Jumat (1/9).
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, kata dia, kejadian tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Riyadi menuturkan titik tersebut memang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik,” ujar Riyadi.
Diketahui, wilayah Pantai Barat Sumatera diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan M=6,0. Lebih tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 kilometer arah timur laut Kota Muarasiberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 59 kilometer.
Dampak gempa bumi berupa guncangan yang dirasakan di daerah Padang, Pariaman, Painan, dan Kepulauan Mentawain, Padang panjang, Bukit Tinggi, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Solok, Mukomuko, Bengkulu Utara, dan Kepahiang. Guncangan gempa bumi tersebut menurut BMKG belum menimbulkan kerusakan.