REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan buruh yang tergabung dalam Gerakan Pekerja Muslim Indonesia (GPMI) pada Rabu (6/9) ini akan melakukan aksi solidaritas kemanusiaan bela Rohingya. Aksi tersebut akan dilakukan pukul 10.00 WIB hingga selesai di depan Kedutaan Besar Myanmar.
Dalam aksi tersebut, GPMI akan menyampaikan tujuh resolusi buruh Indonesia kepada Pemerintah Myanmar dan juga Pemerintah Indonesia. Presidium GPMI Mirah Sumirat mengatakan, pemerintah Indonesia harus lebih berperan aktif agar kejahatan kemanusiaan yang telah membunuh ratusan, bahkan ribuan orang dalam tahun-tahun terakhir bisa dihentikan.
Rasa kemanusiaan kaum buruh ini terpanggil lantaran melihat penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara Muslim di Rakhine, Myanmar. Dan dengan atas nama keadilan, kaum buruh meminta PBB untuk segera menangkap para penjahat kemanusiaan yang telah membunuh. "Serta yang telah membiarkan pembantaian etnis Rohingya terjadi," ujar Mirah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/9) pagi.
Ini adalah Tujuh Resolusi buruh Indonesia yang akan digaungkan dalam aksi tersebut
1. Mengutuk dengan keras pembantaian etnis Rohingnya oleh pemerintah dan militer Myanmar.
2. Stop pembantaian, diskriminasi dan upaya kekerasan penyelesaian masalah Rohingnya dalam segala bentuknya.
3. Pengakuan etnis Rohingnya sebagai bagian dari Warga Negara Myanmar.
4. Tindak tegas dan proses secara hukum bagi penjahat kemanusiaan dalam tragedi Rohingnya.
5. Kembalikan para manusia perahu dan pencari suaka yang terdampar di berbagai negara dan dijamin kehidupannya tidak ada dialrimibasi dan intimidasi di Rakhine.
6. Pemerintah Myanmar herus dan segera membuka akses seluas-luasnya untuk masuknya bantuan kemanusiaan berupa medis, obat-obatan, sandang pangan, air bersih, bantuan pendidikan dari pihak luar.
7. Memastikan Pembangunan ekonomi, pendidikan , kesehatan dan lapangan kerja serta kesejahteraan yang merata di Myanmar tanpa diskriminasi.