Kamis 07 Sep 2017 04:30 WIB

Massa: Tolak Keikutsertaan Myanmar di Asian Games 2018

Rep: Maspriel Aries/ Red: Bilal Ramadhan
Pengungsi Rohingya dibopong melintasi pesawahan setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).
Foto: Danish Siddiqui/Reuters
Pengungsi Rohingya dibopong melintasi pesawahan setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim Rohingya di negara Bagian Rakhine, Myanmar memicu gelombang protes, unjuk rasa dan aksi solidaritas mengecam kekejaman yang dilakukan tentar Myanmar terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sala satunya aksi solidaritas dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).

Rabu (6/9) massa yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat diantaranya, BKPMRI, Pemuda Muhammadiyah, AMB, BMI, Pemuda Pancasila, PKS, KKDB dan lainnya melakukan aksi solidaritas di halaman kantor Bupati Banyuasin di Pangkalan Balai -- 67 Km dari Palembang. Masa mengutuk tindakan keji dan pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar.

Selain melakukan orasi massa juga melakukan penggalangan dana untuk Muslim Rohingya. Dalam orasinya beberapa peserta aksi secara bergantian mendesak badan dunia PBB memberikan sanksi tegas terhadap pemerintah Myanmar dan menuntut mencabut perhargaan Nobel dari Aung San Suu Kyi.

Dalam pernyataannya peserta aksi solidaritas menyampaikan lima butir pernyataan sikap, salah satunya adalah melarang atau menolak keikutisertaan negara Myanmar dalam Asian Games XVIII yang akan berlangsung Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang.

Butir pernyataan sikap lainnya adalah mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang mengirim Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi ke Myanmar dan bertemu langsung dengan pimpinan negara tersebut. Massa juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan kekejaman militet Myanmar terhadap Muslim Rohingya dan memberikan akses kepada pasukan perdamaian untuk masuk ke negara bagian Rakhine.

Juga mendesak PBB segera memberikan sanksi kepada Pemerintah Myanmar dan anggota militer Myanmar yang terlibat pembantaian terhadap Muslim Rohingya dan menjatuhkan sanksi embargo international kepada Myanmat serta segera membuka akses untuk bantuan kemanusian ke Rakhine.

Selain melakukan aksi solidaritas, massa bersama masyarakat, anggota TNI, Polri dan aparat sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin melaksanakan shalat gaib bagi Muslim Rohingya korban kekejaman militer Myanmar di Masjid Agung Al Amir yang terletak dalam komplek kantor Bupati Banyuasin.

Shalat Gaib dipimpin imam Masjid Agung Al Amir Ustad Taharudin SAg. "Semoga Allah SWT menempatkan mereka Muslim Rohingya di surganya sebagai suhada yang mati sahid karena mempertahankan akidah mereka," kata Taharudin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement