Selasa 12 Sep 2017 20:02 WIB

Kemenkes Masih Tunggu Hasil Laporan BPRS Soal RS Mitra Keluarga Kalideres

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi dan Camat  Benda, Kota Tangerang, Teddy Roestendi,  mengunjungi rumah Keluarga Debora, Senin (11/9).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi dan Camat Benda, Kota Tangerang, Teddy Roestendi, mengunjungi rumah Keluarga Debora, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu hasil laporan dari Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) mengenai kasus meninggalnya Tiara Debora Simanjorang. Bayi berusia empat bulan diduga karena terlambat mendapat penanganan saat dirawat di rumah sakit (RS) Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, penyelidikan kejadian ini masih dalam proses. "Belum keluar hasilnya, ditunggu," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (12/9).

Kemenkes tidak mau salah ambil keputusan sehingga penyelidikan harus dilakukan dulu. Namun, Oscar memastikan Kemenkes menegakkan aturan. 

Jika terbukti ada kesalahan maka ada peringatan teguran ringan dari tertulis, lisan sampai yang lebih berat yaitu pemutusan izin. “Kami lihat dulu, ini kan lagi proses," katanya.

Oscar menyebut nantinya ada audit medik, laporan BPRS. Menurut dia, kejadian ini jadi pelajaran bagi semua pihak. 

Sebelumnya dilaporkan, anak dari pasangan T Rudianto Simanjorang dan Henny Silalalahi, Tiara Debora Simanjorang, meninggal karena keluarganya tidak mampu membayar uang jaminan perawatan sebesar Rp 19,8 Juta Rupiah untuk memasukkan anaknya ke dalam PICU. 

Menyusul kejadian ini, Komisi Nasional Perlindungan Anak mendesak pemerintah untuk segera membekukan sementara izin operasional rumah sakit. Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan kejadiaan tersebut dan krisis terhadap kemanusiaan. 

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, sudah memberikan klarifikasi mengenai kejadian ini yakni bahwa korban dibawa dalam keadaan tidak sadar dan kondisi tubuh tampak membiru.

Kemudian, rumah sakit menganjurkan kepada orang tua Debora agar anaknya mendapatkan  penanganan di ruang khusus ICU. Orang tua Debora sempat mengurus perawatan anaknya di bagian administrasi, namun ibu pasien menyatakan keberatan karena alasan ekonomi.

Rumah sakit pun menawarkan kepada ibu pasien untuk dibantu merujuk ke RS yang bekerjasama dengan BPJS, demi memandang efisiensi dan efektivitas biaya perawatan pasien. Pihak RS Mitra Keluarga Kalideres mengaku dalam proses pencarian RS, baik keluarga pasien maupun pihak rumah sakit kesulitan mendapatkan tempat.

Rumah sakit menyatakan saat keluarga mendapatkan tempat di salah satu rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, tiba-tiba kondisi Debora memburuk.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement