Sabtu 16 Sep 2017 22:35 WIB

74 Korban PCC Sudah Pulang ke Rumah

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Tablet PCC
Foto: Youtube
Tablet PCC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrum Tombili memastikan jumlah korban penyalahgunaan PCC sebanyak 76 orang,  seorang di antaranya meninggal dunia. Hingga Sabtu (16/9) hari ini, tersisa satu orang korban yang masih menjalani perawtaan di rumah sakit, sedangkan 74 lain sudah kembali ke rumah. 

Asrum mengatakan sebelumnya mereka telah menjalani rawat jalan dan rawat inap di beberapa rumah sakit di Kota Kendari. "Satu orang pasien itu dirawat, tetapi bukan karena efek PCC lagi, melainkan penyakit lain," ujar Asrum Tombili melalui siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Sabtu (16/9).

Ia juga menyebutkan, ada dua orang tenaga kesehatan yang menjadi tersangka terkait penjualan tramadol tanpa resep dokter. Tapi, keduanya belum bisa dikaitkan pada kasus penyalahgunaan paracetamol caffeine carisoprodol (PCC) di Kendari, Sultra.

Asrum membeberkan hal tersebut ketika Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terjun langsung menjenguk para pasien korban penyalahgunaan PCC. Tim tersebut mendatangi Ruang Asoka RSUD Bahteramas Provinsi Sultra untuk menjenguk pasien korban penyalahgunaan PCC. 

Rombongan Kemenkes di antaranya Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mohamad Subuh, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang, Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Engko Sosialine Magdalene dan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi. 

Usai menjenguk pasien, Kemenkes langsung menggelar koordinasi jajaran kesehatan daerah, rumah sakit,  Balai POM dan BNN Provinsi di aula kantor Dinas Kesehatan. Ini untuk melakukan evaluasi dan langkah selanjutnya paska penanganan korban PCC.

“Kemenkes mengapresiasi atas respon jajaran kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan atas korban PCC. Selanjutnya, penting selalu meningkatkan 4K, yaitu komunikasi, kontribusi, koordinasi dan kepatuhan," ujar Mohammad Subuh pada kesempatan itu.

Pada kesempatan turun lapangan ini, Kemenkes juga mengirim tim asistensi kesehatan yang akan bertugas selama tiga hingga empat hari. Kemenkes juga membantu obat-obat kesehatan jiwa dari buffer stock pusat yaitu Diazepam Injeksi, Haloperidol Injeksi, Parasetamol Infus, dan alat kesehatan Abbocath.

Saat rapat koordinasi, Maura Linda Sitanggang memberitahukan betapa pentingnya upaya pencegahan. “Kami jajaran kesehatan mendukung langkah aparat penegak hukum, namun yang lebih penting kita aktif lakukan cegah tangkal jangan sampai terjadi lagi," kata dia. 

Seperti diketahui, penyalahgunaan obat PCC telah menyebabkan puluhan orang, mayoritas berusia muda dan pelajar, menjadi korban. Dari hasil uji laboratorium, Badan POM menemukan tablet PCC menunjukkan positif mengandung Karisoprodol, dan sedang diuji bahan aktif lain. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement