Jumat 22 Sep 2017 17:17 WIB

Wakil Ketua MPR Anggap Isu PKI Dibuat-buat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua Majelis Pemusyawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin
Foto: Dokumentasi MPR
Wakil Ketua Majelis Pemusyawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Wakil Ketua Majelis Pemusyawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin menganggap isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah hal yang sengaja dibuat untuk memprovokasi perpecahan Indonesia. Dia juga menyarankan masyarakat agar tidak terpancing dengan isu dan berita hoax yang saat ini tersebar di media sosial.

"Saya kira isu PKI terlalu dibuat-buat ya. Sebenarnya tidak terlalu kita perlu bicarakan," kata Mahyudin seusai membuka acara sosialisasi empat pilar di Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda, Kalimantan Timur pada Jumat (22/9).

Menurut Mahyudin, Indonesia telah memiliki tameng untuk mencegah berkembangnya PKI, yakni Tap MPR RIS 1966 yang hingga kini masih berlaku. Selain peraturan yang berisi tentang pelarangan segala macam hal yang berbau PKI dan seluruh atributnya, Indonesia juga memiliki banyak Tentara Negara Indonesia (TNI) yang akan siap sedia memberantas segala hal yang berpotensi memecah persatuan Indonesia.

"Negara punya intelegensi, tentara juga ada. Jadi pasti ditindak berdasarkan hukum," kata dia.

Terkait pro dan kontra adanya pemutaran film sejarah Gerakan 30 September PKI (G-30S/PKI), Mahyudin menganggap bahwa tidak ada masalah dari penerapan pemutaran film tersebut. Sebaliknya, film G-30S/PKI, kata dia dapat menjadi alat edukasi bagi anak untuk mengetahui jasa dan pengorbanan pahlawan nasional Indonesia dalam membela negara.

Selain itu, film G-30S/PKI, lanjut dia juga dapat menimbulkan rasa nasionalisme dan patriotisme anak, serta membangkitkan antisipatif anak untuk menjaga kesatuan negara. Mahyudin juga mengatakan, jika masyarakat mempermasalahkan pemutaran film G-30S/PKI karena adanya adegan yang dikira tidak sesuai, maka film dapat diperbaiki atau dibuat ulang.

"Seperti kata Bung Karno, bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Dan adanya film G-30S/PKI itu agar kita ingat sejarah, kalaupun ada yang diduga yang kurang benar dalam film, saya kira itu bisa diperbaiki," kata dia.

Sebelumnya, dalam Sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda, Kalimantan Timur, Mahyudin menjelaskan apa arti dan makna dari Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD RI 1945 Sebagai Kontitusi Negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhineka tunggal Ika sebagai semboyan negara. Selain itu, dia juga menyebutkan beberapa hal berbahaya yang dapat merusak persatuan Indonesia.

"Ancaman perpecahan Indonesia adalah, adu domba, korupsi, narkoba dan radikalisme. Karena bukan hanya memecah persatuan, tapi juga merusak mental generasi bangsa," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement