Senin 25 Sep 2017 19:38 WIB

PAM Jaya Restrukturisasi Perjanjian dengan Palyja dan Aetra

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Layanan Palyja
Foto: Humas Palyja
Layanan Palyja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PAM JAYA bersama kedua operatornya Aetra dan Palyja sepakat untuk membahas restrukturisasi perjanjian kerjasama, Senin (25/9).

Perjanjian kerjasama dengan Kedua mitra swasta (Palyja dan Aetra) dimulai pada 1 Februari 1998 dan akan berakhir pada awal 2023. Dalam masa kontrak tersebut, kedua mitra swasta memiliki hak eksklusif untuk mengelola dan mengoperasikan wilayah kerja masing-masing dan PAM JAYA bertindak sebagai lembaga supervisi atas pelaksanaan kerjasama tersebut.

"MoU terkait restrukturisasi ini bukanlah untuk pengakhiran kerjasama, MoU ini merupakan langkah persiapan agar PAM JAYA kembali melayani masyarakat Jakarta secara langsung," ujar Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat dalam rilis yang diterima oleh Republika.co.id, Senin (25/9).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat, Direktur Utama Aetra, Mohamad Selim, dan President Director Palyja, Alan Thompson. Penandatangan kerja sama baru ini disaksikan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Erlan juga menambahkan restrukturisasi kontrak kerjasama yang dilakukan oleh PAM Jaya merupakan upaya persiapan menjelang berakhirnya kerjasama sebelum sangat terlambat bagi PAM JAYA untuk mempertahankan tingkat pelayanan yang sudah berjalan saat ini.

Erlan menuturkan akan terjadi perubahan yang mendasar dari restrukturisasi kontrak tersebut. Para pihak sepakat bahwa urusan pelayanan pelanggan dan urusan air baku harus kembali terlebih dahulu ke PAM Jaya.

"Mekanisme detail restrukturisasi akan dibicarakan oleh para pihak dimana prinsip dan tujuan utamanya yaitu mencari jalan yang seadilnya untuk para pihak tanpa mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat Jakarta," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement