Jumat 29 Sep 2017 11:16 WIB

Massa Aksi 299 Mulai Padati Depan Gedung Parlemen

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Peserta aksi 299 mulai mendatangi depan Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/9)
Foto: Ali Mansur
Peserta aksi 299 mulai mendatangi depan Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Aksi 299 baru akan dimulai pukul 13.00 WIB, tapi massa sudah mulai berdatangan ke depan gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/9). Mayoritas mereka datang dari luar Jakarta, seperti Bogor, Bekasi dan juga Tangerang.

Dengan menggunakan pakaian serba putih mereka berduyun-duyun datangi depan Gedung Parlemen untuk berkumpul dengan peserta yang lainnya. Selain itu mereka juga membawa berbagai atribut, seperti spanduk dan bendera. Itu sebagai tanda dari organisasi mana mereka berasal.

Di depan gerbang gedung Parlemen sudah terparkir mobil komando yang akan digunakan untuk menyampaikan orasi mereka. Sementara ratusan Polisi sudah berjaga di lokasi. Tidak hanya polisi, nampak juga tentara dengan baju loreng turut menjaga Kompleks Parlemen.

Mereka disebar di setiap sudut Kompleks Parlemen. Bahkan awak media pun harus melewati pemeriksaan ketat sebelum masuk ke Kompleks Parlemen. Aksi 299 sendiri diinisiasi oleh Presidium 212.

Aksi yang melibatkan ribuan massa Umat Islam itu juga akan dihadiri sejumlah tokoh nasional. Diantaranya, mantan Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI periode 1999-2004, Amien Rais. Kemudian mereka juga mengundang penyair kondang, Taufiq Ismail, dia akan membacakan puisi terkait kebangkitan PKI.

Kemudian, ada dua hal yang disampaikan dalam aksi tersebut. Pertama mereka dengan tegas menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat, atau Perppu Ormas. Kedua mereka juga menolak kebangkitan paham komunis dalam hal ini adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement