REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak seperti hari-hari biasa, Sabtu (30/9), pengunjung membeludak di Museum AH Nasution. Itu bertepatan dengan peringatan 52 tahun tragedi Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI).
Mayoritas pengunjung adalah mahasiswa dan pelajar, yang memang ingin mengetahui lebih jauh kronologis kekejaman G30S/PKI terhadap keluarga Jenderal Besar TNI (Purn.) Abdul Haris Nasution. Akibat banyaknya pengunjung, hampir sepanjang Jalan Teuku Umar dijadikan sebagai lahan parkir.
Di dalam museum para pengunjung tampak antusias mendengarkan pemandu museum menjelaskan kronologis malam jahanam yang membuat anak dari Jenderal Ahmad Nasution Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean meregang nyawa. "Peristiwa dini hari, Ade Irma masih hidup tapi setelah 6 hari dirawat, Ade Irma meninggal di RS Gatot Subroto tanggal 6 Oktober 1965," jelas pemandu Museum Serma Royen Suryanto, Sabtu (30/9).
Namun sangat disayangkan membludaknya museum yang beralamat di Jalan Teuku Umar 4 Menteng Jakarta Pusat diiringi isu //hoax. Yakni beredarnya informasi akan ada acara diskusi yang dihadiri oleh Ibu Yanti Nasution, kakak dari Ade Irma Nasution.
Kabar tersebut ditepis oleh petuguas museum, Kapten Surono. Dia sendiri kaget ketika ditanya oleh awak media soal acara tersebut. Memang, kata Surono, hari ini ada acara tapi itu kumpul-kumpul kerabat dari Yanti Nasution. "Itu hoax. Hanya acara ramah-tamah saja dan tertutup untuk media," tegas Surono.