Jumat 20 Oct 2017 14:48 WIB

BNPB: Rekahan Kawah Gunung Agung Meluas

Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan rekahan kawah Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, meluas berdasarkan hasil pemotretan udara menggunakan pesawat mini tanpa awak atau drone.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan aplikasi di Denpasar, Kamis (20/10), menjelaskan pemotretan udara menunjukkan rekahan kawah sudah lebih luas di sisi timur dan tenggara dalam kawah.

Sebelumnya dari citra satelit Planet Scope pada Rabu (11/10), rekahan kawah hanya terdapat di sisi timur di dalam kawah dengan asap solfatara keluar dari rekahan tersebut juga lebih tebal dari pada sebelumnya. Meski demikian, Sutopo belum merinci panjang dan lebar rekahan tersebut karena foto-foto kawah gunung api itu akan dilakukan model tiga dimensi agar lebih akurat.

Tim pengendali drone dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan BNPB menerbangkan drone sebanyak empat kali untuk memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem. Tim beranggotakan tiga orang dengan membawa dua unit drone jenis "Bufallo" FX79 untuk ketinggian 4.000 meter dengan waktu terbang selama satu jam.

Sebelumnya tim drone karya anak bangsa itu melakukan orientasi terbang yang dilakukan di Desa Kubu, Karangasem dengan meluncurkan pesawat tanpa awak itu dari atas sepeda motor. Drone produk UGM itu terbang hingga ketinggian 2.900 meter dan tidak mencapai puncak karena gagal mencapai target ketinggian yang ditentukan karena angin yang terlalu kencang atau turbulensi di lereng gunung.

Pada percobaan kedua, tim berpindah lokasi untuk lepas landas di lapangan Amlapura yang berhasil menerbangkan drone pada ketinggian 700 meter.

Kemudian tim pengendali mencoba penerbangan ketiga yang membuat drone terbang pada ketinggian 3.995 meter dan pada penerbangan keempat kalinya, drone terbang hingga ketinggian 4.000 meter. "Drone berhasil melewati puncak Gunung Agung pada dua jalur penerbangan dengan lebar 600 meter," ucapnya.

Sutopo menambahkan sebanyak 400 buah foto udara didapatkan dari dua jalur itu dan selanjutnya foto itu akan dilakukan pembuatan model tiga dimensi kawah Gunung Agung sehingga analisis morfologi dan spasial bisa dilakukan dengan akurat.

Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG pada Kamis (19/10) antara pukul 12.00-18.00 Wita, secara visual teramati asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100-200 meter di atas kawah puncak. Kegempaan masih tinggi ditandai dengan tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, gempa vulkanik dangkal 58 kali, gempa vulkanik dalam 104 kali dan gempa tektonik lokal 17 kali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement