Sabtu 21 Oct 2017 22:53 WIB

Mendagri: Kampanye SARA dan Ujaran Kebencian Harus Hilang

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Mendagri Tjahjo Kumolo memberikan keterangan kepada media terkait pencapain tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK di bidang Polhukam di gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (19/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Mendagri Tjahjo Kumolo memberikan keterangan kepada media terkait pencapain tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK di bidang Polhukam di gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo optimistis pelaksanaan Pilkada 2018 yang bersamaan dengan tahapan menuju Pemilu 2019 dapat berlangsung aman dan sukses. Karenanya, ia berharap semua pihak ikut berperan dalam menjaga kesuksesan tersebut.

Menurut Tjahjo, setidaknya ada beberapa kunci suksesnya Pilkada, Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden.

"Kuncinya, pertama, partisipasi pemilih meningkat. Tahun 2015 mencapai 70 persen, (tahun) 2016 74 persen. Target kami dan KPU minimal (2017) 78 persen," ungkap Tjahjo saat memberikan sambutan di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta pada Sabtu (21/10)

Tjahjo melanjutkan, kunci sukses kedua yakni tidak adanya politik uang. Karenanya, ia berharap Pilkada maupun Pemilu benar-benar bebas politik uang.

Sebab menurutnya, di aturan Undang-undang Pemilu saat ini, sudah ada aturan tegas bagi politik uang.

"Ketiga, kampanye adu program dan adu konsep. Dimana kalau dia jadi pemimpin daerah dan dipilih rakyat, maka dia harus amanah bagi masa depan masyarakatnya dan daerah yang ia pimpin baik jangka pendek dan panjang," ungkap Tjahjo.

Selain itu, Tjahjo menambahkan hal penting yang mendukung suksesnya Pilkada adalah kampanye yang jauh dari SARA maupun ujaran kebencian. Tjahjo menegaskan, kampanye yang berujar kebencian dan SARA itu harus dihilangkan.

"Saya sudah minta pada Panwas dan KPU kemudian setelah UU Pemilu itu kemarin. Mudah-mudahan ada sanksi tegas. Kalau ada tim sukses atau kepala daerah yang kampanye gunakan SARA dan ujaran kebencian dan sebagainya," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement