Ahad 22 Oct 2017 18:08 WIB

Tahun Lalu, Panglima TNI Masuk AS dan tak Ada Masalah

Rep: Santi Sopia/ Red: Elba Damhuri
 Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: Republika/Yasin Habibi
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto mengatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebelumnya pernah masuk ke Amerika Serikat (AS) tanpa ada masalah apa pun. Panglima sudah beberapa kali ke Amerika, terakhir pada Februari 2016.

Wuryanto mengatakan sampai saat ini belum ada penjelasan dan balasan dari pihak AS. Penolakan masuknya Panglima pun hanya disampaikan pihak maskapai penerbangan Emirates.

"Hanya disampaikan yang melarang adalah dari US Custom and Border Protection, itu sebelum berangkat ada pemberitahuan dari pihak maskapai. Sudah akan check in, jadi panglima beserta ibu, beserta delegasi itu sudah berada di bandara (Soekarno-Hatta)," kata Wuryanto di Jakarta, Ahad (22/10).

Panglima, menurut Kapuspen, hanya membawa isteri, intel, asten dan aspri. Kepergian Panglima berdasarkan undangan Panglima Tentara Amerika Serikat Jenderal Joseph F Durford, Jr. Menurutnya, hubungan pribadi Panglima TNI dengan Panglima Tentara Amerika Serikat Jenderal Joseph F Durford, Jr juga sangat baik.

"Ajudan juga nggak bawa. Sesuai arahan Presiden sekecil mungkin bawa delegasi ke luar. Kita sedang menunggu penjelasan dari Pemerintah Amerika, mengapa, sebabnya itu apa," kata Wuryanto.

Sebelumnya Panglima akan menghadiri acara "Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs)" yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober 2017 di Washington DC. Gatot diundang secara resmi atas nama Panglima TNI.

Gatot merupakan perwakilan Pemerintah Indonesia, atas izin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Namun Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tidak jadi hadir pada acara tersebut karena mendapat penolakan otoritas AS. Atas insiden ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan nota diplomatik mempertanyakan alasan penolakan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement