REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperkirakan akan hadir 50 ribu masa dalam aksi menolak Perppu Ormas di depan Kompleks Parlemen Senayan, DPR-RI. Ketua Presidium Alumni 212 sebagai salah satu pimpinan aksi, Slamet Maarif mengatakan, masa aksi akan berangsur bertambah lepas waktu zuhur untuk ikut bergabung dalam aksi tolak Perppu Ormas.
"Ini terus berjalan dan terus merapat, diperkirakan sampai nanti bada zuhur itu sekitar 50 ribu akan merapat ke tempat ini. Ada sekitar 46 elemen yang siap bergabung," ujar dia saat ditemui di tempat aksi di depan gerbang Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (24/10).
Slamet mengatakan, tuntutan masa aksi adalah untuk memberikan penegasan pada DPR-RI agar menolak Perppu Ormas yang dinilai masih anyak kekurnagan. Sidang Paripurna hari ini, lanjut dia, diharapkan bisa memberikan keputusan untuk menolak Perppu No 2 tahun 2017 tersebut. "Jadi bagi kami tidak ada cara lain yakni harus menolak Perppu Ormas tersebut," ujar dia.
Slamet juga mengatakan, aksi tersebut akan dihadiri beberapa tokoh seperti Ketua MPR-RI Periode 1999-2004, Amien Rais, Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra dan beberapa pimpinan Ormas Islam lainnya. Slamet juga menjelaskan, aksi penolakan Perppu Ormas akan terus digelar sampai ada putusan dari Sidang Paripurna.
Jika sidang Paripurna hari ini dilanjutkan pada Kamis (26/10), Slamet mengatakan akan ada aksi yang lebih besar lagi untuk menggelar penolakan Perppu Ormas tersebut. "Aksi tanggal 26 kita sudah mengajukan surat pemberitahuan pada Mabes Polri. Kami akan tingkatkan masa," ujar dia mengakhiri.