Senin 30 Oct 2017 11:26 WIB

Kebakaran Hanguskan 800 Kios di Pasar Atas Bukittinggi

Kebakaran terjadi di Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Senin (30/10).
Foto: Republika/Sapto Andika
Kebakaran terjadi di Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Senin (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Sebanyak 800 kios pedagang di pusat pertokoan Pasar Atas Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, habis terbakar dalam peristiwa kebakaran yang terjadi Senin (30/10) pagi.

Wali Kota setempat, M Ramlan Nurmatias di Bukittinggi, Senin (30/10), mengatakan 800 kios itu terdiri dari kios pedagang kain, sepatu, konveksi dan lainnya. Ia menyampaikan data ini berdasarkan penghitungan sementara petugas di lapangan, dan juga jumlah kios yang ada di gedung yang terbakar.

Para pedagang diharapkan bersabar karena pemerintah segera menyediakan lokasi penampungan untuk tempat berdagang sementara. "Nanti siang kami rapat dulu dengan semua perangkat daerah untuk mencari solusi," katanya.

Pusat pertokoan Pasar Atas yang terbakar saat ini sedang dalam masa perbaikan pada bagian depan. Akibat kebakaran tersebut, Ramlan mengatakan, perbaikan tidak akan dilanjutkan karena melihat kondisi secara keseluruhan, gedung pertokoan memang tidak bisa digunakan lagi.

"Pasar ini kan bangunan lama. Pernah terjadi beberapa kali kebakaran pula sebelumnya, lalu sempat terdampak gempa bumi. Memang perbaikan menyeluruh diperlukan," ujarnya.

Saat ini pihak berwenang belum dapat memberikan keterangan menyangkut kerugian dan penyebab kebakaran. Pertokoan di pasar ini umumnya menjual produk kerajinan bordir kerancang.

Hingga siang ini, petugas sedang melakukan pendinginan di lokasi. Sedang kondisi di pelataran objek wisata Jam Gadang ramai oleh masyarakat dan tumpukan barang-barang dagangan yang berhasil diselamatkan oleh pedagang.

Sementara dalam upaya pemadaman kebakaran, sebanyak 20 unit mobil pemadam kebakaran dari sembilan kota dan kabupaten di Sumbar turut membantu pemadaman didukung 100 lebih personel.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement