REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, Rabu (1/11), program undian 'visa keberagaman' atau yang juga dikenal sebagai Kartu Hijau (Green Card), yang diduga membuat pelaku penyerangan di Kota New York mendapatkan status sebagai penduduk tetap akan dihapus.
"Hari ini saya memulai proses untuk mengakhiri program lotre visa keberagaman. Saya akan meminta kongres untuk segera bekerja menghapuskan program ini," kata Trump dalam sidang kabinet.
Visa keberagaman sendiri merupakan konsep yang dijalankan imigrasi untuk mendorong keragaman dalam masyarakat AS. Pernyataan dikeluarkan Trump satu hari setelah seorang pria imigran berusia 29 tahun asal Uzbekistan melakukan serangan teroris di Kota New York, Selasa, dengan menabrakkan truk ke arah para pejalan kaki hingga menewaskan delapan orang.
Sejumlah laporan yang belum dipastikan kebenarannya mengungkapkan pria bernama Sayfullo Saipov itu masuk ke Amerika Serikat melalui program undian visa keberagaman. Trump mengatakan badan-badan penegak hukum sedang menyelidiki riwayat pria Uzbekistan itu.
Amerika Serikat mulai menggulirkan program undian Kartu Hijau pada 1990-an dengan mengalokasikan 50 ribu visa setiap tahunnya bagi para warga dari negara-negara yang jumlahnya imigrannya masih sedikit di Amerika Serikat. Warga dari negara-negara yang memenuhi syarat serta mempunyai ijazah sekolah menengah atas atau pernah bekerja setidaknya selama dua tahun bisa mendaftarkan nama mereka untuk diundi komputer.
Trump mengatakan ia sedang mempertimbangkan mengirim Saipov ke kamp tahanan Teluk Guantanamo, yaitu penjara yang didirikan pada 2002 sebagai bagian dari upaya AS untuk memerangi teror.
Trump meminta agar sistem imigrasi berdasarkan kecakapan diterapkan untuk menggantikan sistem yang saat ini berjalan.
"Kita menginginkan program yang memungkinkan orang-orang datang ke negara kita berdasarkan kelayakan. Dan kita ingin menghapus migrasi berantai," katanya dalam sidang kabinet.
"Sudah ada beberapa rancangan undang-undang untuk mengakhiri migrasi berantai dan kita punya banyak rancangan undang-undang bagus. Kita dihentikan oleh Demokrat karena mereka ini adalah penghambat," kata Trump.
Salah satu RUU, yang diluncurkan dua senator Republik pada Agustus, dinamai "The Reforming American Immigration for Strong Employment". Undang-undang itu akan mencegah imigrasi tingkat rendah dengan memeriksa usia, tingkat pendidikan, gaji, serta kemahiran berbahasa Inggris para pemohon visa.