REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan terduga teroris Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mendarat di Jakarta pada Kamis (2/11) malam. Usai tiba di Bandara Soekarno Hatta kesembilan orang itu mendapatkan pengawalan ketat dari Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menuju Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok.
"(Sudah tiba) tadi malam," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (3/11).
Tim Densus 88 berhasil menangkap 11 orang terduga teroris dalam operasi yang dilakukan sejak tanggal 30 Oktober-1 November 2017. Dua di antaranya tewas dalam kontak senjata dengan Densus 88 Antiteror.
Martinus menyatakan bahwa ke-sembilan terduga teroris itu langsung dibawa ke Mako Brimob. Sementara, untuk dua orang yang tewas telah dimakamkan di Bima. "Kesembilan orang itu sedang diperiksa di Brimob ya," ujar Martinus.
Adapun sembilan teroris di Bima adalah adalah RJ (28 tahun), AM, BA (31 tahun), dan SR, serta pada penangkapan sebelumnya, Muhammad Iqbal Tanjung (28 tahun), Dami (60 tahun), Jasman Ahmad (28 tahun), Yaser bin Thamrin (29 tahun), Arkam (30 tahun). Sedangkan dua lainnya, yaitu Amir alias Dance dan Yaman tewas pada kontak senjata 30 Oktober lalu.
Diduga kuat teroris di Bima ini berkaitan dengan Teroris Poso. Hingga saat ini, pada kelompok teroris Poso masih terdapat tujuh orang buron atau daftar pencarian orang (DPO). Mereka adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora asal Poso, Basir alias Romzi asal Bima, Qatar alias Farel asal Jawa, Khalid asal Bima, Mohammad Faizal asal Poso, Abu Alim asal Bima dan Nae alias Galuh asal Bima.