Sabtu 04 Nov 2017 14:22 WIB

Pemerintah Bantu Petani Udang Muara Gembong

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo mengunjungi Boyolali untuk membangikan SK pemanfatan Hutan, Sabtu (4/11).
Foto: Debbie Sutrisno
Presiden Joko Widodo mengunjungi Boyolali untuk membangikan SK pemanfatan Hutan, Sabtu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah memberikan bantuan kepada petani udang di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Hal itu disampaikan Jokowi saat secara langsung meninjau revitalisasi lahan tambak seluas 80 hektare.

Dia mengatakan, revitalisasi lahan tambak menjadi salah satu program pemerintah dalam pemberian izin pemanfaatan lahan. Izin tersebut diberikan agar masyarakat bisa memiliki legalitas dalam mengelola lahan agar lebih produktif.

"Kemarin saya dari Muara Gembong, Bekasi, ini ada sekitar 11 ribu hektare tapi kami bantu dulu 80 hektare untuk tambak udang," kata Jokowi ketika memberikan SK izin pemanfaatan lahan hutan di Boyolali, Sabtu (4/11).

Jokowi menceritakan, petani tambak udang di Muara Gembong rencananya akan diberikan bantuan sebesar Rp 170 juta untuk lahan per hektare. Dengan revitalisasi dan teknologi yang digunakan, tambak ini minimal bisa menghasilkan pendapatan mencapai Rp 27 juta per bulan.

Apalagi komoditas seperti udang saat ini sangat dicari pembeli untuk dijadikan konsumsi sehari-hari. Maka sudah hasil produksi yang melimpah bisa langsung diserap pasar. Hasil ini lah yang nantinya sebagian akan dibayarkan untuk peminjaman uang kepada perbankan.

"Saya akan tengok ini Muara Gembong. Kalau bagus nanti yang 11 ribu hektare akan kita bagikan untuk masyarakat," ujar Jokowi.

Hal ini juga yang Jokowi tekankan kepada masyarakat penerima SK izin pemanfaatan hutan sosial di Boyolali dan Pemalang. Menurut mantan Walikota Solo tersebut, pemerintah bisa saja memberikan izin dan memperluas cakupan lahan yang digunakan masyarakat untuk bertani atau berkebun.

Namun, dia meminta agar penggunaan lahan hutan sosial bisa digunakan sebagai lahan produktif. Sebab masyarakat sebenarnya tinggal melihat lahan produktif yang sudah ada untuk diterapkan pada lahan baru.

"Saya ingin yang nyata dan konkrit, yang bisa memberikan efek nyata untuk masyarakat," jelas Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement