REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mengaku sangat menyayangkan adanya pembangunan fisik di sekitar kawasan kawah Ijen. Pernyataan ini menunjukkan bahwa protes tidak hanya diutarakan para pengunjung tapi dari pemerintahan juga.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (PLT Kadisbudpar) M Yanuarta Bramuda menerangkan pembangunan fisik yang dilakukan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) itu sesungguhnya tidak didahului dengan presentasi pada Pemkab Banyuwangi. "Tidak ada presentasi tentang apa dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan," ujar Yanuarta, Ahad (5/11).
Yanuarta tidak menampik pihaknya mengetahui telah ada surat yang dilayangkan BKSDA kepada pemkab. Surat itu mengungkapkan bahwa pembangunan fisik yang dimaksud bertujuan untuk menambah fasilitas kenyamanan wisatawan.
Meski sudah memgetahuinya, pemkab sangat berharap di setiap pembangunan termasuk dalam kasus ini tetap mengetengahkan unsur estetikanya. Dalam hal ini juga menekankan pada lanskap di Ijen mengingat daya tariknya ada di keindahan tersebut.
"Untuk itu, perlu dipertimbangkan kembali tata letak pembangunan agar tetap indah dan tidak merubah bentuk alam di Ijen," tambah dia.
Sebelumnya, BBKSDA Jatim sedang melakukan pembangunan infrastruktur publik di puncak Ijen dan areal parkir Paltuding. Untuk di Paltuding, BBKSDA juga melakukan pembangunan beberapa gedung sebagai penunjang fasilitas wisatawan.