Ahad 12 Nov 2017 18:22 WIB
Kesal Karena Mengompol

Balita Ini Tewas Disemprot Obat Antiserangga dan Ditendang

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Balita tewas KDRT. (ilustrasi)
Foto: zonaberita.com
Balita tewas KDRT. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kejadian naas menimpa balita berusia empat tahun (GW) yang harus merenggut nyawa, lantaran disemprot dengan obat antiserangga. Ibu kandungnya melakukan hal sadis itu karena GW mengompol dan terus menangis.

Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harry Lainge mengungkapkan pelaku NW (30 tahun), juga sempat melakukan pemukulan sebelum akhirnya membunuh korban. "Dari keterangan tersangka, korban ini sering ngompol. Sehingga pelaku kesal lalu melakukan tindakan ya mungkin hukuman, tapi berakibat fatal," kata dia di Polres Jakarta Barat, Ahad (12/11).

Kejadian terjadi di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pukul 17.30 WIB. Penyidikan sudah diambil kepolisian termasuk langkah pemeriksaan, visum maupun otopsi. Tanda -tanda pada korban, lebam di tangan kiri dan kanan, di muka ada kebiruan.

"Pelaku menggunakan ini (obat anti serangga) untuk mendiamkan anaknya yang nangis. Sehingga disemprot supaya dia diam. Padahal kita tahu sama-sama ini kan racun," ujar Roycke.

Kepolisian masih terus memeriksa, tetapi sementara dari keterangan berapa saksi, bahwa pelaku normal. Namun karena ini kejadian yang di luar dugaan, polisi akan tetap melakukan pemeriksaan kejiwaan.

Dalam Undang-Undang No.35 Tahun 2014, pelaku NW yang juga merupakan single parent bekerja sebagai tukang cuci, akan dijerat pasal 80 ayat 3 dan pasal 76 C. Dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

"Nanti mungkin ada rekam mediknya bahwa apakah ini (obat serangga) juga penyebab dari kematian atau plastik yang ditutup di atas kepala. Jadi mukanya ditutup pakai plastik," ucap Roycke.

Kronologisnya, sebelum korban menyemprot obat anti serangga, korban sempat dipukul alat kelaminnya serta ditampar akibat korban mengompol dan tidak mau berhenti menangis.

Tak kunjung diam, pelaku membiarkan korban tertidur di lantai dengan tangan diikat ke belakang menggunakan tali rafia serta dalam posisi tengkurap. Namun, tangisan juga tidak berkurang dari GW akhirnya pelaku menyemprot obat antiserangga itu.

Setelah disemprotkan, korban malah semakin menangis hingga akhirnya ditendang oleh pelaku dan pelaku menutupi kepala korban dengan kantong plastik merah. Setelah itu, korban dibiarkan terbungkus plastik.

Dan ketika hendak membeli makanan, pelaku NW melihat korban sudah lemas dan panik. Ia menangis dan menelpon ibunya, kemudian memesan grabbike untuk mengantar anaknya ke RS Graha Kedoya, Jakarta Barat. "Grenith maafin mamah," ucap pelaku pada saat menggendong anaknya di motor grabbike.

"Kalau di wilayah Jakarta Barat ini yang pertama pada 2017, kasus penganiayaan anak yang dilakukan ibu kandung," papar Roycke.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement