REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonedia (MUI), KH Cholil Nafis mendukung penolakan yang dilakukan oleh MUI Kabupaten Belitung terhadap mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Felix Siauw pada Selasa (14/11) kemarin. Asalkan, menurut dia, penolakan tersebut dilakukan juga dengan kepolisian sebagai pihak yang berwenang. "Ya bagus, asalkan yang menolak itu dengan kepolisian," ujarnya saat berbincang dengan Republika.co.id, Selasa (14/11) kemarin.
Kiai Cholil mengatakan, MUI Kabupaten Belitung melakukan penolakan itu demi kemaslahatan umat dan stabilitas keamanan daerah Kabupaten Bangka Belitung. Menurut Kiai Cholil, secara pribadi dia sudah pernah berkomunikasi dengan Felix melalui Whatsapp. Ia mengaku bahkan sudah menasihatinya agar tidak melakukan ceramah yang mengundang perpecahan. "Saya sudah komunikasi lewat WA, tapi memang cengkal," ucapnya.
Sebelumnya diketahui, beredar surat penolakan dari Pengurus MUI Kabupaten Belitung yang dikirimkan kepada Muallaf Center Belitung (MCB). Surat itu bernomor 19/DP.MUI/BEL/XI/2017 dan bersifat penting perihal pembatalan acara. Dalam surat ini, MUI Kabupaten Belitung meminta panitia untuk membatalkan acara tausiyah Felix Siauw tersebut dan tidak mengundang masyarakat untuk hadir.
Sementara, Felix Siauw sendiri melalui akun Facebook pribadinya telah mengklarifikasi terkait penolakan ini. Ia menceritakan, semula dia akan mengisi taushiyah atas undangan komunitas Muallaf di Belitung, Muallaf Center Belitung (MCB), untuk para muallaf di sana.
"Pekan ini saya membawa istri dan tim @HijabAlila ke Belitung, lalu ada sahabat di situ yang meminta barang sedikit waktu, memotivasi para muallaf. Mengajari mereka istiqamah dalam Islam, menyemangati agar shalat dan membaca Alquran dengan dawam (kontinyu), itu pinta sahabat saya di Muallaf Center Belitung," tulis Felix, Selasa (14/11).
Namun, menurut dia, Polres Belitung bersikeras untuk membatalkan acara dengan dalih ketertiban, keamanan dan penolakan ormas. "Polisi beralasan saya berpotensi memecah NKRI, sesuatu yang selalu saya guyui (tertawai, Red). Alasan lain, saya HTI, saya radikal dan semua hal lainnya," kata Felix.
Dia mengaku, sejak 15 tahun lalu sampai saat ini dia berdakwah, penolakan terhadap dirinya baru terjadi kali ini yakni saat rezim Presiden Joko Widodo berkuasa. "Dulu ummat ini satu, sebelum rezim saat ini dengan tangan-tangannya, mencoba memecah-belah dan menekan siapapun yang mendakwahkan Islam," katanya.