Kamis 16 Nov 2017 13:35 WIB

Industri Dinilai Perlu Dekat Sumber Energi Terbarukan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Energi terbarukan/ilustrasi.
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia perlu mendekatkan kawasan industri ke sumber-sumber energi terbarukan. Ia mengaku, untuk mewujudkan hal itu diperlukan koordinasi antarkementerian dan lembaga untuk menghasilkan kebijakan yang komprehensif dan holistik.

"Harus ada koordinasi yang lebih intensif antara kementerian yang berurusan dengan sektor industri dan sektor energi dalam membangun industri berbasis energi terbarukan, sehingga pengembangan kawasan industri dapat lebih diarahkan ke lokasi dengan potensi energi terbarukan yang besar," kata Bambang dalam sambutannya di Forum Diskusi Kadin di Bonn, Jerman melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/11).

Menurut Bambang, saat ini perkembangan energi terbarukan menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, ujarnya, tercermin dari lambatnya pertumbuhan kontribusi energi terbarukan terhadap pasokan energi nasional, dari enam persen pada 2014 menjadi hanya tujuh persen pada 2016. Padahal, Kebijakan Energi Nasional (KEN) menetapkan target ambisius untuk porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 31 persen pada 2050.

Pengembangan energi terbarukan dinilai semakin penting mengingat seluruh dunia sudah berkomitmen pada 2015 untuk mengurangi emisi karbon, menerapkan ekonomi hijau, dan mengurangi kemiskinan yang berujung pada pembangunan berkelanjutan. Energi juga berperan sebagai faktor esensial dalam pembangunan berkelanjutan dan mengatasi kemiskinan. "Dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yang secara khusus memasukkan energi dan tujuannya, meminta seluruh negara untuk memastikan akses energi yang terjangkau, andal, modern dan berkelanjutan bagi semua," kata Bambang.