Jumat 17 Nov 2017 15:41 WIB

BI Kritisi Perbankan yang Belum Efisien Mengejar Laba

Red: Nidia Zuraya
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara
Foto: iit septiyaningsih
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengkritisi perbankan, terutama bank-bank besar, yang belum efisien dalam mengejar target perolehan laba, sehingga turut berimbas pada lambannya perbankan menurunkan bunga kredit. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Aditysawara mengatakan para pemegang saham perbankan seharusnya memberi target kepada direksi perbankan untuk mampu memangkas biaya operasional.

Dengan menurunnya biaya operasional, maka perbankan tetap dapat mengejar target laba. Dengan biaya operasional yang turun pula, perbankan tidak perlu selalu mengandalkan keuntungan dari pendapatan bunga yang dipungut dari penyaluran kredit ke masyarakat.

"Biaya dana sudah turun, nah biaya operasional juga seharusnya turun. Ini harus ditargetkan pemegang saham. Jadi laba yang sama bisa dicapai dengan biaya operasional yang turun bukan dengan (selalu) Marjin Bunga Bersih," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/11).

Hal tersebut dikatakan Mirza mengingat masih lambannya penurunan suku bunga kredit perbankan. Menurut data BI, sejak awal 2016 hingga saat ini, atau setelah Bank Sentral menurunkan suku bunga kebijakan moneter sebesar 200 basis poin, suku bunga kredit perbankan baru turun 128 basis poin. Hal tersebut membuat rata-rata suku bunga kredit industri perbankan masih bertengger di dua digit.