Ahad 19 Nov 2017 12:19 WIB

Hariri akan Kembali ke Lebanon Rabu Esok

Rep: marniati/ Red: Dwi Murdaningsih
Saad Hariri
Foto: Guardian
Saad Hariri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Lebanon yang mengundurkan diri Saad Hariri telah mengkonfirmasi bahwa dia akan kembali ke Lebanon dalam beberapa hari mendatang. Dia akan ikut dalam perayaan Hari Kemerdekaan Lebanon.

 "Saya akan kembali ke Beirut dalam beberapa hari mendatang," kata Hariri di Paris.

 

Dia bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Sabtu dalam upaya untuk menyelesaikan kekacauan politik seputar pengunduran dirinya sebagai perdana menteri dua pekan lalu.

 

Hariri mengatakan ia akan berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan Lebanon. "Dan di sanalah saya akan mengetahui posisi saya dalam semua masalah ini," katanya.

 

Dilansir dari Aljazirah, Sabtu (18/11), Lebanon akan merayakan Kemerdekaan pada Rabu, 22 November. Sebelumnya pada Sabtu, Presiden Lebanon Michel Aoun dan Ketua Parlemen Nabih Berri mengatakan Hariri akan kembali dalam kesempatan untuk merayakan kemerdekaan.

 

Sebuah pernyataan di halaman resmi Facebook Aoun mengatakan presiden menerima telepon dari Hariri setelah dia tiba di ibukota Prancis, di mana perdana menteri Lebanon mengkonfirmasi partisipasinya dalam perayaan Hari Kemerdekaan.

 

 Hariri mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Libanon dalam pidato di televisi pada 4 November, tak lama setelah mendarat di ibukota Saudi, Riyadh. Dia belum kembali ke Lebanon sejak saat itu. Kedatangan Hariri ke ibu kota Prancis, Paris merupakan perjalanan pertamanya di luar Arab Saudi sejak dia mengumumkan pengunduran diri.

 

Politisi partai Future Movement yang dipimpin Hariri serta para pesaingnya, telah menuntut agar Hariri kembali ke Lebanon untuk meresmikan pengunduran dirinya. Pada Rabu, Aoun menuduh Arab Saudi menahan Hariri.

 

Hariri mengutuk Hizbullah dalam pidato pengunduran dirinya, namun pemimpin kelompok tersebut Hasan Nasrallah percaya Hariri dipaksa untuk mengundurkan diri.

 

Sebuah laporan Reuters yang mengutip sumber terdekat Hariri mengatakan orang-orang Saudi meminta Hariri mundur karena ia menolak untuk menghadapi Hizbullah dan pengaruh Iran di Lebanon.

 

Awal pekan ini, Arab Saudi memanggil duta besarnya ke Jerman setelah menteri luar negerinya, Sigmar Gabriel, mengecam campur tangan Saudi dalam politik internal Lebanon.

 

Hariri menolak klaim bahwa dia ditahan oleh orang Saudi dalam sebuah wawancara di televisi. Pengunduran diri Hariri membuat pemerintah Lebanon berada dalam kekacauan karena Hizbullah harus menghadapi tugas berat untuk menemukan seorang politisi Sunni yang bersedia memimpin sebuah pemerintahan koalisi baru.

 

Berdasarkan kesepakatan politik yang dicapai tahun lalu, sebuah pemerintahan koalisi dibentuk di Lebanon, dengan Hariri sebagai perdana menteri dan Aoun sebagai presiden.

 

Menurut konstitusi Lebanon, kantor perdana menteri harus dipegang oleh seseorang dari komunitas Sunni. Arab Saudi dan sekutu Teluk Arab memandang Hizbullah sebagai organisasi teroris karena perannya di negara-negara Arab mulai dari Syria sampai Yaman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement