Senin 29 Jun 2020 10:56 WIB

Sebuah Rudal Meledak Dekat Konvoi Mantan PM Libanon

Ledakan terjadi sekitar 500 meter dari iring-iringan kendaraan Hariri pada 17 Juni

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Mantan perdana menteri lebanon Saad Hariri. Ledakan terjadi sekitar 500 meter dari iring-iringan kendaraan Hariri pada 17 Juni. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Mantan perdana menteri lebanon Saad Hariri. Ledakan terjadi sekitar 500 meter dari iring-iringan kendaraan Hariri pada 17 Juni. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Stasiun televisi Arab Saudi melaporkan sebuah rudal meledak di dekat konvoi mantan perdana menteri Libanon, Saad Hariri ketika sedang mengunjungi daerah pegunungan di Lembah Bekaa. Hal ini dikonfirmasi oleh kantor Hariri yang mengatakan bahwa laporan televisi Saudi tersebut adalah benar.

Ledakan itu dilaporkan terjadi sekitar 500 meter dari iring-iringan kendaraan Hariri pada 17 Juni. Ketika itu, Hariri sedang dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke seorang ulama Sunni terkemuka di Lembah Bekaa. Al-Hadat TV melaporkan bahwa ledakan itu terjadi ketika konvoi Hariri yang terdiri dari 30 kendaraan kembali ke Beirut setelah pertemuan dengan Syekh Khalil al-Maish di desa Makseh timur.

Baca Juga

Laporan itu mengatakan, pasukan keamanan menyisir wilayah terjadinya ledakan dan menemukan puing-puing rudal. Pihak berwenang kini sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah rudal itu ditembakkan dari drone atau dari darat, serta menentukan jenis rudal. Tiga pejabat keamanan dan militer Libanon tidak menanggapi permintaan komentar terkait insiden tersebut.

Kantor Hariri mendapatkan informasi dari dinas keamanan mengenai ledakan di dekat konvoi kendaraannya. Kantor Hariri menyatakan mantan perdana menteri tidak akan mengeluarkan pernyataan dan menunggu penyelidikan berakhir untuk mencegah peningkatan ketegangan.

"Konvoi itu tidak menjadi sasaran serangan dan untuk mencegah peningkatan ketegangan Hariri memutuskan untuk tetap diam dan menunggu penyelidikan berakhir," ujar pernyataan kantor Hariri.

Polisi nasional Libanon mengatakan ketika Hariri melakukan kunjungan ke Lembah Bekaa, seseorang mengatakan kepada pasukan keamanan bahwa mereka melihat sebuah benda jatuh ke tanah dan meledak. Polisi membuka penyelidikan rahasia atas insiden itu. Polisi menambahkan bahwa konvoi Hariri tidak menjadi sasaran penyerangan secara langsung.

Hariri, yang juga seorang Muslim Sunni, telah mengundurkan diri pada akhir Oktober setelah protes nasional terhadap elit penguasa Libanon. Para demonstran menuding pemerintahan Hariri penuh dengan korupsi beberapa dekade terakhir.

Setelah lengser dari kursi pemerintahan, Hariri tetap mendapatkan keamanan yang ketat. Hariri merupakan seorang putra dari mantan perdana menteri Rafik Hariri yang dibunuh pada 14 Februari 205 dalam sebuah serangan bom truk di jalan tepi pantai di Beirut. Insiden ini menewaskan 21 orang lainnya.

Pengadilan mendakwa anggota kelompok Hizbullah berada di balik pembunuhan Rafik Hariri. Namun, kelompok Hizbullah menyangkal tudingan tersebut.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement