REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu (22/11) atau Kamis (23/11) pagi WIB, setelah data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat minggu lalu turun lebih besar dari yang diperkirakan.
Persediaan minyak mentah AS berkurang sebesar 1,9 juta barel dalam sepekan yang berakhir 17 November, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam sebuah laporan mingguannya pada Rabu (22/11). Para analis pasar memperkirakan untuk penurunan sebesar 1,5 juta barel.
Penurunan stok minyak mentah AS mengurangi kekhawatiran para investor terhadap kelebihan pasokan global, dan dengan demikian mendukung harga minyak lebih tinggi pada Rabu (22/11) waktu setempat.
Sementara itu, melemahnya dolar AS juga mendorong sentimen pasar untuk minyak yang dihargakan dalam mata uang AS. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,66 persen menjadi 93,330 pada akhir perdagangan.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, bertambah 1,19 dolar AS menjadi menetap di 58,02 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, naik 0,75 dolar AS menjadi ditutup pada 63,32 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.