Jumat 24 Nov 2017 17:34 WIB

Banjir Bandang di Malangbong Garut Rusak Ratusan Rumah Warga

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Endro Yuwanto
Pramuka turut menjadi bagian dalam masa tanggap darurat banjir bandang di Garut
Foto: dok: Pramuka
Pramuka turut menjadi bagian dalam masa tanggap darurat banjir bandang di Garut

REPUBLIKA.CO.ID,  GARUT -- Camat Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Teten Sundara menceritakan terjadinya banjir di wilayahnya pada Rabu (22/11) lalu. Akibat banjir tersebut, rumah sejumlah warga sempat terendam. Kini, warga sedang sibuk membersihkan sisa material banjir.

Teten menuturkan hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Malangbong dan sekitarnya terjadi mulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB pada Rabu lalu. Hal itu menyebabkan air dari dua sungai, yaitu Citatapa dan Cideres meluap.

"Awalnya air menabrak rumah Pak Ujang yang berada dekat sungai hingga temboknya jebol, seluruh isi rumah termasuk satu kendaraan roda tiga, hanyut," kata Teten, Jumat (24/11).

Selanjutnya, ucap Teten, air langsung menggenangi Kampung Cipeuyeum dan Kampung Cijanur, Desa Sukamanah yang lokasinya berdekatan. "Sebenarnya tanda-tanda bencana mulai terlihat pukul 16.00 WIB saat hujan turun," ucapnya.

Tak berhenti sampai di situ, akibat penyempitan di jembatan, air yang datang berputar dan naik ke perkampungan lain mencapai ketinggian 1,5 hingga dua meter. "Selain merendam perkampungan, air pun mengakibatkan banyak tembok di bantaran sungai terkikis hingga mengakibatkan longsor dan menghanyutkan benda yang dilaluinya," ujarnya.

Di sisi lain, banjir bandang juga menyebabkan rusaknya jembatan di daerah Tanjaknangsi, Desa Malangbong, karena meluapnya Sungai Cikurutug. Adapun banjir di Kampung Ciwahang, Desa Sukamanah, terjadi akibat air yang datang dari daerah pegunungan. Air tersebut melewati jalan dan selokan dan kemudian menimpa perkampungan.

Sementara itu, warga Kampung Cihawang, Desa Sukamanah, Kecamatan Malangbong, Amin Nuryamin mengatakan, sempat melarikan diri bersama tiga anak dan istrinya ke rumah tetangga supaya lebih aman. Air yang meluap berasal dari Sungai Cihawang. "Sore (Rabu) itu memang air sudah menggenang. Tapi masih bersih airnya belum ada lumpur. Selepas Magrib air justru menjadi kotor dan semakin deras. Pintu belakang rumah jebol karena airnya sangat banyak," ungkapnya.

Amin mengatakan, banjir tersebut merupakan yang kedua kalinya. Ia mengingat banjir pernah terjadi 26 tahun silam. Namun ketika itu banjir tidak terlalu besar seperti pada Rabu malam. "Sekarang besar sekali banjirnya. Soalnya air dari selokan di belakang kampung ini tertutup sama kayu-kayu. Ditambah ada longsor, karena enggak ketahan langsung limpas ke rumah-rumah," jelasnya.

Beruntung saat ini banjir telah surut dan hanya menyisakan sisa material. Warga pun bergotong royong membersihkan sisa material tersebut. "Sudah surut, tinggal bersih-bersih saja kalau kondisi saat ini," kata Amin.

Berdasarkan pentauan di Kecamatan Malangbong, diperoleh data jumlah rumah terdampak banjir di Desa Sukamanah mencapai 118 unit, Cinagara dua unit, Cempaka enam unit, Mekarmulya 10 unit, Girimakmur dua unit, Cihaurkuning lima unit, dan Baradua dua unit. Sehingga total rumah rusak di Kecamatan Malangbong mencapai 149 unit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement