REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Zainal Bintang menilai Partai Golkar memiliki posisi strategis sebagai aset bangsa. Menurutnya, jika Partai Golkar terganggu, stabilitas bangsa juga akan terganggu.
"Dalam konteks penyelesaian masalah ini, Golkar itu tidak sekedar milik atau sekedar selera subjektifitas terutama setelah ada pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Golkar," ujar Zainal di Jakarta, Sabtu (25/11).
Menurut Zainal, ada dua masalah besar yang harus diingat. Pertama bagaimana DPP dan seluruh pengurus Golkar mempertahankan 18 juta suara konstituen 2014. "Itu ekuivalen dengan 91 kursi, 14,5 persen presentase," katanya.
Zainal menambahkan, yang kedua, Golkar harus memikirkan bagaimana menjaring pemilih pemula khususnya generasi milenial untuk masuk ke Golkar. "Jangan berputar-putar hanya pada legalitas, saja, dia sudah sah, tapi diluar itu aman enggak?," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily,sebagai kader Golkar ia berharap bahwa Golkar sebagai aset bangsa memiliki peran yang sangat strategis bagi kepentingan bangsa.
"Jika Golkar salah dalam pengambilan keputusan politik dalam masa krisis ini, maka saya khawatir bukan hanya nasib Golkar dipertaruhkan tapi juga nasib bangsa," katanya.