Ahad 26 Nov 2017 09:59 WIB

Sultan Cirebon Apresiasi Pesta Adat Pernikahan Putri Jokowi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (tengah) bersama suaminya Bobby Afif Nasution (kedua kiri) menari tor-tor Somba (pengantin) di depan kedua orangtua mereka ketika resepsi ngunduh mantu pernikahan mereka di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (tengah) bersama suaminya Bobby Afif Nasution (kedua kiri) menari tor-tor Somba (pengantin) di depan kedua orangtua mereka ketika resepsi ngunduh mantu pernikahan mereka di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pesta adat yang mewarnai pernikahan Bobby Nasution dan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tradisi pernikahan yang dilaksanakan Bobby dan Kahiyang dinilai menunjukkan kekayaan budaya nusantara.

"Pernikahan (Bobby- Kahiyang) yang mempertemukan adat nusantara antara Jawa dan Batak menggambarkan perpaduan Bhineka Tunggal Ika," kata Sultan Sepuh kepada Republika, Ahad  (26/11).

Sultan Sepuh menilai, dalam pernikahan Bobby Kahiyang, keluarga Presiden Jokowi juga mencontohkan bahwa perbedaan suku dan adat bukan halangan dalam membina rumah tangga. Selain itu, mereka juga saling menghormati adat dan tradisi kedua belah pihak.

Tak hanya itu, lanjut Sultan Sepuh, pernikahan Bobby Kahiyang juga menunjukkan kearifan lokal bangsa Indonesia. Menurutnya, kearifan lokal itu merupakan jari diri bangsa.

Sultan Sepuh menambahkan, budaya Indonesia lebih hebat dibandingkan dengan budaya negara lain. Karena itu, adat dan tradisi tersebut harus terus dilestarikan. "Kepada Bobby Kahiyang, selamat berbahagia. Semoga menjadi pengantin nusantara yang Indonesia," tandas Sultan Sepuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement