Rabu 29 Nov 2017 02:16 WIB

Lingkup Syariah tak hanya Perbankan, Tapi Juga Kehutanan

 Konferensi IPAFEM 2017 di Istanbul
Foto: dok. STEI Tazkia
Konferensi IPAFEM 2017 di Istanbul

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- The 3rd International Conference on Islamic Perspective of Accounting, Finance, Economics and Management (IPAFEM) diadakan untuk ketiga kalinya. Pada saat ini Istanbul, kota turis di Turki, terpilih sebagai tuan rumah. Konferensi yang berlangsung selama 2 hari ini, Kamis-Jumat (23-24/11) diselenggarakan langsung atas kerja sama University of Glasgow dan University of Hasan Kalyouncu. Acara berlangsung di Yilzid Technical University.

Acara ini diselenggarakan dalam bentuk beberapa tema dalam presentasi yang disusun oleh Dr Hilmi Erdogan Yayla, Dr Murniati Mukhlisin, Prof Ros Hannifa, dan Dr Mohammad Hudaib. Banyak diskusi menarik yang dipandu oleh moderator. Terlihat antusiasisme peserta ketika membentangkan penelitiannya dan mengajukan pertanyaan.

Konferensi dihadiri oleh peserta yang berasal dari perbagai macam negara. Di antaranya Turki, Tunisia, Kashmir, Kuwait, Bangladesh, Qatar, Malaysia juga Indonesia. Indonesia sendiri diwakili oleh beberapa universitas Di antaranya ada STEI Tazkia dengan delegasinya Kholifah Mohammad Khusairi dengan riset berjudul "Establishing Maslahah Based Performance Model for Forestry Investment", Nashr Akbar dengan judul "Exploring Problems and Strategies to Improve Halal Tourism in Lombok, Nusa Tenggara Barat", dan Yaser Syamlan dengan topik "Irregular deposit, IFSB, and the investment account for the future of Indonesian Islamic Bank.”

Hadir juga Ries Wulandari dengan penelitiannya yang berjudul "Do Islamic Microfinance Practice Decrease the Level of Three Aspecs of proverty?", dilanjut dengan presentasi oleh Happy Febriana Hariani dengan tema "Halal Purchase Intention on Processed Food.”

Adapun peserta dari Indonesia lainnya adalah dari delegasi UIN Raden Fatah Palembang dengan papernya "The Influence of Organization Culture Toward Financial Reporting Quality and Its Impact on Good Governance.”

Masih banyak delegasi dari negara lain yang juga ikut menjadi topik menarik. Di antaranya "User of Corporate Reporting of Information oleh Ousama Anam dari Qatar University. "Outline of Islamic Economic Order" dipresentasikan oleh Mohammad Farooq Rather dari Jammu dan Kashmir Bank. Dan yang menariknya adalah paper terbaik diraih dari Indonesia yaitu delegasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan papernya yang bertajuk “Governance of Profit and Loss Sharing Financing of Achiving Socio Economic Justice.”

Semua peneliti dan praktisi yang hadir menyampaikan masukan dan kritik yang membangun yang dapat menjadi sumbangsih pekembangan industri syariah di dunia khususnya perkembangan perbankan syariah di negara masing-masing. Delegasi dari STEI Tazkia, Kholifah, dalam kesempatan itu menyampaikan tentang maslahah berbasis investasi kehutanan.

Hal ini, kata Kholifah, menunjukkan bahwa lingkup syariah tidak hanya pada sektor perbankan saja, tetapi menarik untuk diimplem entasikan pada sektor riil khususnya sektor kehutanan. "Dimana kita semua tahu bahwa hutan dunia sudah menurun dari segi pemanfaatannya," ujar dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, kemarin.

Menurut Kholifah, dengan investasi kehutanan, mampu mencerminkan sebagai investasi yang maslahah dari kaca mata Islam karena membawa manfaat buat bersama. Manfaat tidak hanya di dapatkan oleh Investor dan operator investasi tapi juga didapatkan manfaatnya buat para pemangku kepentingan, penduduk sekitar hutan, juga terpenting manfaat buat ummat dan keberlangsungan hidup alam semesta.

"Karena investasi hutan ini menghasilkan ribuan oksigen yang bisa dihirup oleh jutaaan manusia dan bisa menyelamatkan hutan dari kepunahan baik akibat dari siklus alam atau karena kecerobohan manusia," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement